digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bambu Besar (BBS) merupakan bagian dari lapangan Subang dan memiliki 14 sumur dengan produksi 4500 bpd dan 20 MMscfd. Tidak semua produksi gas untuk dijual; Gas 5 MMscfd diflaring karena memiliki kandungan CO2 48%. Perusahaan sangat antusias untuk memonetisasi gas ini karena masih memiliki nilai ekonomis dan membutuhkan pengolahan gas untuk memenuhi spesifikasi penjualan gas. Pilihannya adalah berinvestasi membangun pabrik penghilangan CO2 dengan kapasitas 3 MMScfd. Perseroan menargetkan operasi CO2 removal plant pada Q1 2020. Namun karena dampak pandemi Covid-19, pabrik ini beroperasi pada November 2021. Biaya investasi yang dibutuhkan untuk konstruksi sebesar 5,5 juta USD, dan biaya operasional hingga akhir PSC membutuhkan 6 juta dolar. Dengan proyek ini, perusahaan akan memperoleh pendapatan kotor sebesar 34,8 juta USD, perusahaan akan menerima 10 juta USD, dan Pemerintah akan menerima 15 juta USD. Perusahaan memperoleh Net Present Value (NPV) sebesar 3,2 juta USD, dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 22% dan payback period (PP) selama delapan tahun. Analisis sensitivitas dilakukan berdasarkan harga gas, jumlah produksi, dan jumlah CAPEX. Yang paling berpengaruh adalah harga gas. Proyek ini merupakan proyek monetisasi gas yang sebelumnya dibakar sehingga mencemari lingkungan, diproses menjadi gas yang dapat dijual dan bernilai ekononomi. Proyek ini juga merupakan langkah perseroan untuk memenuhi Peraturan Menteri ESDM no 17 tahun 2021 tentang gas flare maksimal 2 MMScfd per lapangan pada tahun 2023.