digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Vera Christanti Agusta
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Analisis polen dan spora dari sedimen laut telah banyak digunakan untuk memahami kondisi vegetasi dan iklim, serta kondisi lingkungan. Meskipun demikian, kajian ini masih belum dilakukan di wilayah Perairan Cirebon. Dinamika perubahan lingkungan di Perairan Cirebon menarik untuk dipelajari karena kondisi geografis perairan yang terpengaruh oleh beberapa faktor seperti aliran sungai dan arus laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik polen dan spora pada sedimen di Perairan Cirebon, serta hubungannya terhadap kondisi lingkungan dan iklim di Perairan Cirebon. Sebanyak 32 sampel sedimen laut Perairan Cirebon yang diambil pada survei tanggal 31 November – 1 Desember 2021 digunakan pada penelitian ini. Analisis palinologi dilakukan dengan membuat diagram polen dan mengelompokkan taksa menggunakan program TILIA, serta menghitung indeks diversitas dan similaritas dengan menggunakan program PAleontological STatistics (PAST). Program Surfer digunakan untuk memvisualisasikan dan menganalisis distribusi polen dan spora secara spasial. Dari analisis polen dan spora diperoleh data 52 takson polen dan spora dengan 29 takson tumbuhan kayu, 14 takson tumbuhan herba, 3 takson tumbuhan lahan terbuka, 3 takson spora paku, dan 3 takson tumbuhan air. Sampel sedimen dikelompokkan berdasarkan karakteristik polen menjadi tiga zona yaitu Zona 1 (Sampel 1-13) yang berada di barat Perairan Cirebon, Zona 2 (Sampel 14-19) di tengah daerah penelitian, dan Zona 3 (Sampel 20-32) di bagian timur Perairan Cirebon. Zona 1 didominasi oleh NAP sebesar 70,5%, Zona 2 didominasi oleh AP sebesar 63,2%, dan Zona 3 didominasi oleh AP sebesar 70,1%. Nilai indeks diversitas Shannon-Wiener termasuk dalam kategori keanekaragaman sedang, sedangkan nilai indeks similaritas Evenness tergolong dalam kategori keseragaman tinggi. Hasil analisis palinologi diketahui 5 vegetasi yang ditemukan yaitu vegetasi pegunungan (montane), vegetasi dataran rendah (lowland), vegetasi hutan bakau (mangrove), vegetasi herba dan bunga (herbs), serta pteridophyte. Vegetasi pegunungan didominasi oleh Castanopsis, Cupressaceae, dan Pinus. Vegetasi ii dataran rendah didominasi oleh Moracaeae dan Arecaceae. Polen Rhizophora, Avicennia, dan Sonneratia caseolaris merupakan polen vegetasi hutan bakau yang mendominasi. Poaceae, Cerealia, dan Cyperaceae merupakan polen yang mendominasi untuk vegetasi herba. Polen Castanopsis, Moraceae, dan spora memiliki respon yang baik terhadap kondisi lingkungan basah dan hangat dengan curah hujan tinggi. Curah hujan pada periode musim barat berpengaruh terhadap perkembangan vegetasi di daerah penelitian. Faktor-faktor lingkungan dan iklim seperti debit sungai, arah angin, dan arus laut memiliki pengaruh terhadap persebaran polen dan spora di Perairan Cirebon. Debit sungai berpengaruh pada persebaran polen Castanopsis, Moraceae, Arecaceae, Pinus dan spora. Angin berpengaruh membawa polen Cerealia, Poaceae dan Cyperaceae. Arus laut berpengaruh dalam persebaran polen Pinus dan Rhizophora di Perairan Cirebon. Data besar butir menunjukkan adanya pengaruh debit sungai dan arus laut. Dari hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik polen dan spora yang ditemukan di Perairan Cirebon memiliki keterkaitan dengan kondisi lingkungan dan iklim di sekitar wilayah Perairan Cirebon.