digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

LUKMAN HIDAYAT.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Perubahan tata guna lahan di DAS Citarum Hulu sebagai akibat urbanisasi yang pesat menyebabkan adanya konversi lahan menjadi lahan terbangun. Pola konversi lahan dimulai dengan konversi hutan menjadi lahan semak belukar yang kemudian berubah menjadi lahan pertanian dan akhirnya menjadi lahan terbangun. Pada tahun 2020 lahan pertanian mendominasi DAS Citarum Hulu mencakup sekitar 31%, lahan terbangun 21%, dan lain-lain sekitar 24%. Untuk luasan hutan hanya mencakup 24% dari luasan DAS Citarum Hulu. Data dari tahun 2006-2020, lahan terbangun terus mengalami peningkatan luasan. Sedangkan hutan baru mengalami kenaikan tinggi pada tahun 2016-2020. Dengan adanya perubahan tata guna lahan maka akan berpengaruh pada erosi di DAS Citarum Hulu. Dampak dari tingginya erosi menyebabkan meningkatnya laju sedimentasi di Waduk Saguling. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laju sedimentasi di Waduk Saguling dan pengaruh perubahan tata guna lahan DAS Citarum Hulu. Analisis perubahan tata guna lahan DAS Citarum Hulu dilakukan dengan membandingkan setiap penggunaan lahan pada tahun 2006, 2011, 2016, dan 2020. Hutan dan lahan terbangun merupakan jenis lahan yang selalu meningkat luasannya dalam kurun waktu 2006-2020. Untuk erosi di DAS Citarum Hulu cenderung mengalami penurunan dari tahun 2006-2020. Hal ini dimungkinkan karena semakin meningkatnya luasan hutan di DAS Citarum Hulu. Dalam penelitian ini didapatkan hasil SDR (Sediment Delivery Ratio) 0,15% yang didapat dari slope hubungan antara erosi DAS Citarum Hulu dan laju sedimentasi Waduk Saguling. Berdasarkan hasil pemodelan sistem dinamik dengan software STELLA 9.1.3 dead storage Waduk Saguling akan penuh pada tahun 2061 dengan laju sedimentasi rata-rata sampai tahun terpenuhinya dead storage adalah 1,4 juta m3 /tahun. Terdapat empat skenario kebijakan yang diuji coba. Hasil dari simulasi skenario kebijakan, skenario 4 (konservasi penuh pada hutan) memiliki laju sedimentasi sebesar 900 ribu m3 /tahun dan dapat membuat dead storage Waduk Saguling masih tersisa pada akhir tahun pemodelan.