digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800









2023_TS_PP_NIRWASITA_DANISWARA_LAMPIRAN.pdf
Terbatas  sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan

Keberadaan permukiman informal tidak hanya memicu persoalan keindahan kota dan penurunan kualitas hunian, sehingga perlu adanya upaya peningkatan permukiman informal. Sementara itu, terdapat peningkatan permukiman informal yang menjadi perhatian wisatawan yaitu kampung warna-warni jodipan di kota Malang. Adanya perubahan tersebut, kemudian mengarah pada pembelajaran sosial nilai-nilai keberlanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persoalan dinamika pembelajaran yang muncul sebagai pertimbangan serupa di masa mendatang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan in-depth interview. Sedangkan pemilihan subjek in-depth interview dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Untuk mengumpulkan data dilakukan dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Analisis dilakukan menggunakan alat bantu analisis Multi-Level Perspective. Sedangkan untuk menginterpretasikan data yang telah terkumpul diperlukan kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil peneliltian menunjukkan bahwa perubahan Kampung Jodipan merupakan hasil kerjasama antara sekelompok mahasiswa UMM dan CSR Indana. Disisi lain masyarakat terlibat langsung dalam mengembangkan dan menjaga keberlanjutan wisata. Faktor yang memengaruhi proses pembelajaran sosial dalam pengembangan wisata pada permukiman informal adalah adanya relasi kekuasaan serta interaksi dan komunikasi. Hasil dari pembelajaran sosial memengaruhi perubahan berupa peningkatan kognitif dan pengembangan moral. Pembelajaran tersebut dilakukan dengan menyerap pengetahuan dan pengalaman reflektif, terkait dengan menyempurnakan pengelolaan wisata yang tepat untuk peningkatan kualitas dalam pengembangan wisata. Oleh karena itu, penelitian ini menyarankan perlu menyusun rencana strategi biaya pemeliharaan kampung wisata kedepan untuk mengantisipasi CSR tidak dapat membantu, dan diperlukan kegiatan studi banding interaktif bagi setiap Pokdarwis untuk mendapatkan keberlanjutan dalam pengelolaan wisata.