digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tsunami merupakan bencana yang tidak dapat diprediksi dan jarang terjadi tetapi berpotensi menjadi bencana alam yang merusak. Energi dari gelombang tsunami dapat menghancurkan hampir seluruh benda baik itu tumbuhan, hewan, atau bangunan. Analisis kerentanan bangunan diperlukan untuk memperoleh pemahaman yang tepat mengenai estimasi kerusakan yang dapat diakibatkan oleh bencana tsunami. Analisis ancaman tsunami dilakukan melalui pendekatan pemodelan tsunami secara numerik yang bersifat kuantitatif dimana kemudian model rendaman tersebut direkonstruksi menjadi model 3D kota dengan kedetailan LOD1 dan LOD2. Selanjutnya dilakukan penilaian kerentanan bangunan yang dapat memberikan informasi mengenai potensi kerusakan menggunakan Model Papathoma Tsunami Vulnerability Assessment edisi ke-4 (PTVA-4). Penilaian atribut bangunan pada penelitian ini dilakukan dengan menginterpretasi data foto udara, Google Earth Street View, dan survei lapangan untuk mendapatkan informasi karakteristik bangunan. Hasil yang didapatkan adalah tinggi maksimum genangan tsunami terhadap bangunan sebesar 7,53 meter, sebanyak 36 atau 9,6% bangunan terklasifikasi dalam kerentanan sangat tinggi, 17 atau 4,54% bangunan adalah kerentanan tinggi, 27 atau 7,21% bangunan adalah kerentanan sedang, 87 atau 23,26% bangunan adalah kerentanan rendah, dan 207 atau 55,34% bangunan terklasifikasi kerentanan sangat rendah.