digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bisnis dengan tujuan menjadi hal yang sangat digaungkan belakangan ini. Tujuan yang dimaksud tentu saja bukan hanya profit semata namun dampak apa yang dapat diberikan sebuah bisnis bagi masyarakat. Hal ini disepakati secara kolektif di tingkat dunia oleh UN dengan menerapkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) dalam 17 sub aktivitas. Hal ini berdampak pada bergesernya pola pikir konsumen yang lebih peduli dengan lingkungan dan bisnis yang berkelanjutan dan terjadi pada industri fesyen baik merek global maupun lokal. Nilai pasar untuk fesyen berkelanjutan naik, merek global mengadopsi kampanye dan berlomba membuat produk yang sirkular, brand lokal juga turut serta dengan berbagai pendekatan mengadopsi fesyen yang berkelanjutan. Hal ini tentu saja menjadi opportunity bagi bisnis dalam skala mikro atau merek dalam tahap early stage. GNDT sebagai merek fashion lokal di Indonesia yang menghadirkan solusi pakaian untuk pria obesitas atau plus size telah menerapkan inklusivitas dalam berpakaian, sejalan dengan trend dan kesempatan yang ada transformasi bisnis harus dilakukan agar menjadi lebih sirkular. Dengan keterbatasan sumber daya dan skala bisnis yang masih kecil tentu GNDT harus menentukan pendekatan dan strategi seperti apa yang paling efektif untuk mengubah bisnis mereka menjadi lebih sirkular dan bagaimana implementasinya. Value hills digunakan sebagai kerangka pikir pada riset ini dalam melakukan tahapan transformasi bisnis dan adopsi strategi bisnis sirkular. Fokus kepada tiga tahapan yaitu pre-use, use dan post-use, bisnis diharapkan dapat memetakan posisi bisnis model mereka pada value hill untuk dapat mengidentifikasi posisi awal dari bisnis mereka (uphill) , bagaimana optimasi dari produk yang mereka jual (tophill) serta sejauh apa kemungkinan produk setelah digunakan dapat kembali. Selanjutnya bisnis dapat mengidentifikasi gap dan opportunity pada value hills dan menetapkan opsi strategi apa saja yang sekiranya fit yang dapat dilakukan saat ini sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki. Riset ini dilakukan secara kualitatif dengan metode observasi dan brainstorming dengan pemilik bisnis. Hasil dari asesmen bisnis model dan penempatan pada value hills mengindikasikan bahwa GNDT harus menerapkan strategi sirkular pada setiap tahapnya. Pada tahap uphill penetapan sirkular desain menjadi strategi yang paling efektif, diikuti strategi product as a service pada fasae tophill dan upcycling pada fase downhill, semua ini dibungkus dalam strategy fundamental network organization dimana GNDT harus menyiapkan internal organisasi dan potensi kolaborasi dengan mitra untuk mewujudkan strategi ini.