digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terdapat 3 segmen sesar aktif si sepanjang area penelitian, yaitu segmen Sumani segmen Suliti dan segmen Siulak. Kondisi geografis ini membuat Sumatera Barat merupakan wilayah rentan bencana gempa bumi, khususnya wilayah yang dilalui oleh segmen aktif sesar Sumatera. Penerapan metode airbornegravity (gayaberat) berdasarkan perbedaan densitas batuan bertujuan untuk Analisa struktur bawah permukaan daerah penelitian. Metode airbornegravity ini dapat melakukan penelitian dengan cakupan wilayah yang sangat luas, serta waktu yang lebih efektif. Sehingga metode ini dianggap cocok untuk mendeteksi geologi regional daerah penelitian. Data yang digunakan adalah hasil pengukuran airbornegravity dari Badan Informasi Geospasial (BIG). Kualitas data airbornegravity diketahui menggunakan metode cross-over. Peneltian ini dilengkapi oleh beberapa data pendukung yaitu peta geologi dan peta anomali bouger darat dari Badan Geologi serta data kejadian gempa dari United States Geological Survey (USGS) and Internasional Sesmological Center (ISC). Data anomali bouger airbornegravity dibandingkan dengan anomali darat dari Badan Geologi menunjukan pola anomali yang hampir sama serta perbedaan nilai anomali ± 5-8 mGal, dimana nilai ini dianggap cukup teliti untuk identifikasi bawah permukaan. Terdapat 3 Lintasan yang dilakukan pemodelan kedepan 2D, 2 lintasan sejajar sesar Sumatera berarah baratlaut-tenggara dan satu lintasan cross-over memotong semua lintasan pada arah baratdaya-timurlaut cross-over, model terdiri dari 2 kedalaman yaitu 40 km secara umum dan 4 km untuk kedalaman litologi secara detail. Asumsi daerah locking berdasarkan keberadaan badan intrusi yang tidak muncul kepermukaan kemungkinan sebagai zona akumulasi energi. Berdasarkan data kejadian gempa menunjukan terdapat 2 blok dengan pola gempa berulang, pada area utara segmen Sumani dan bagian selatan pada perbatasan segmen Suliti dan Siulak. Berdasarkan model 2D menunjukan struktur bawah permukaan dan keberadaan gunung api diantara perbatasan segmen serta keberadaan dapur magma pada kedalaman 3 km – 18 km.