Terdapat 3 segmen sesar aktif si sepanjang area penelitian, yaitu segmen Sumani
segmen Suliti dan segmen Siulak. Kondisi geografis ini membuat Sumatera Barat
merupakan wilayah rentan bencana gempa bumi, khususnya wilayah yang dilalui
oleh segmen aktif sesar Sumatera. Penerapan metode airbornegravity (gayaberat)
berdasarkan perbedaan densitas batuan bertujuan untuk Analisa struktur bawah
permukaan daerah penelitian. Metode airbornegravity ini dapat melakukan
penelitian dengan cakupan wilayah yang sangat luas, serta waktu yang lebih efektif.
Sehingga metode ini dianggap cocok untuk mendeteksi geologi regional daerah
penelitian. Data yang digunakan adalah hasil pengukuran airbornegravity dari
Badan Informasi Geospasial (BIG). Kualitas data airbornegravity diketahui
menggunakan metode cross-over. Peneltian ini dilengkapi oleh beberapa data
pendukung yaitu peta geologi dan peta anomali bouger darat dari Badan Geologi
serta data kejadian gempa dari United States Geological Survey (USGS) and
Internasional Sesmological Center (ISC). Data anomali bouger airbornegravity
dibandingkan dengan anomali darat dari Badan Geologi menunjukan pola anomali
yang hampir sama serta perbedaan nilai anomali ± 5-8 mGal, dimana nilai ini
dianggap cukup teliti untuk identifikasi bawah permukaan. Terdapat 3 Lintasan
yang dilakukan pemodelan kedepan 2D, 2 lintasan sejajar sesar Sumatera berarah
baratlaut-tenggara dan satu lintasan cross-over memotong semua lintasan pada arah
baratdaya-timurlaut cross-over, model terdiri dari 2 kedalaman yaitu 40 km secara
umum dan 4 km untuk kedalaman litologi secara detail. Asumsi daerah locking
berdasarkan keberadaan badan intrusi yang tidak muncul kepermukaan
kemungkinan sebagai zona akumulasi energi. Berdasarkan data kejadian gempa
menunjukan terdapat 2 blok dengan pola gempa berulang, pada area utara segmen
Sumani dan bagian selatan pada perbatasan segmen Suliti dan Siulak. Berdasarkan
model 2D menunjukan struktur bawah permukaan dan keberadaan gunung api
diantara perbatasan segmen serta keberadaan dapur magma pada kedalaman 3 km
– 18 km.