digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian dilakukan di daerah Beungga dan sekitarnya, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh pada koordinat 95?54’11” – 95?51’0” BT dan 5?11’13” – 5?6’14” LU dengan luas 54 km2 (9 x 6 km2). Pemetaan geologi dengan skala 1:25.000 serta analisis geokimia air manifestasi dilakukan untuk mengetahui tatanan geologi serta karakteristik sistem panasbumi di daerah penelitian. Satuan geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi 5 satuan, (1) Satuan Lembah Graben Beungga, (2) Satuan Lembah Homoklin Titeu, (3) Satuan Perbukitan Antiklin Alue Rabo, (4) Satuan Punggungan Blok Sesar Tangse, (5) Satuan Perbukitan Malihan Tersesarkan Seukeuk. Stratigrafi daerah penelitian dibagi menjadi 6 satuan dan 1 endapan, (1) Satuan Batusabak, (2) Satuan Andesit, (3) Satuan Granodiorit, (4) Satuan Batupasir, (5) Satuan Batupasir – Konglomerat, (6) Satuan Batulanau dan Endapan Aluvial. Struktur pada daerah penelitian meliputi 13 sesar mendatar dan 3 sesar normal yang dikontrol oleh Sistem Sesar Sumatera, serta sesar naik dan antiklin. Satuan Batusabak dan Satuan Andesit terbentuk pada Zaman Jura Akhir – Kapur Tengah. Satuan Granodiorit mengintrusi Satuan Batusabak pada Kala Paleosen. Satuan Batupasir terbentuk pada Kala Oligosen. Satuan Batupasir – Konglomerat dan Satuan Batulanau terbentuk pada Kala Miosen Tengah. Endapan Aluvial terendapkan pada Kala Resen. Manifestasi panasbumi ditemukan berupa mataair hangat dan mataair panas pada lima lokasi, yaitu dua titik pada daerah Alue dan tiga titik pada daerah Beungga. Mataair panas memiliki temperatur 50 – 82°C dengan tipe Cl-SO4-HCO3. Daerah penelitian diintepretasi memiliki dua reservoir panasbumi, yaitu reservoir Beungga dan Alue pada Satuan Batusabak dan Andesit yang terekahkan oleh struktur sesar. Reservoir Beungga memiliki temperatur fluida 110 – 130°C pada kedalaman ±500 meter dan reservoir Alue memiliki temperatur fluida 150 – 170 °C pada kedalaman ±750 meter. Kedua reservoir tersebut memiliki sumberdaya hipotetis sebesar 17 MW. Daerah penelitian memiliki sistem panasbumi yang dikontrol oleh struktur sesar mendatar dan pembentukan pull apart basin.