COVER Trie Lany Putri Yuliananingrum
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Trie Lany Putri Yuliananingrum
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Trie Lany Putri Yuliananingrum
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Trie Lany Putri Yuliananingrum
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Trie Lany Putri Yuliananingrum
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Trie Lany Putri Yuliananingrum
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Trie Lany Putri Yuliananingrum
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Produktivitas primer sebagai indikator tingkat kesuburan perairan digunakan untuk menentukan daerah potensi penangkapan ikan. Dalam Tugas Akhir ini produktivitas primer di Selat Bali telah dihitung dengan menggunakan Algoritma Marra dan Model Gauss yang lima koefisien parameternya dihitung dari data pengamatan bulan Juni dan September 2012. Data suhu permukaan laut diambil dari hasil simulasi HAMburg Shelf Ocean Model (HAMSOM), sedangkan klorofil dan Photosynthetically Active Radiation di permukaan laut berdasarkan data satelit Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) untuk Musim Timur dan Musim Peralihan II.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa produktivitas permukaan tertinggi terjadi pada bulan Agustus di daerah barat daya dengan nilai sekitar 0,35 gC/m²/hari di mana hal tersebut berkaitan dengan peristiwa upwelling. Produktivitas primer secara vertikal juga bervariasi terhadap musim di mana kedalaman produktivitas primer maksimum saat Musim Timur (0-10 meter) lebih dangkal daripada saat Musim Peralihan II (0-20 meter).