digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Denna Maulana
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Perikanan dan ekosistem laut di daerah tropis sangat terpengaruh oleh perubahan iklim, terutama Sardinella lemuru (S. lemuru) menjadi spesies yang khas dan dominan jumlah penangkapannya di Selat Bali, dimana Sardinella lemuru menyumbang 16,2% dari keseluruhan produksi perikanan pelagis kecil di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 573. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak variabilitas produktivitas primer bersih dari 2003 hingga 2022 di Perairan Selat Bali dan Selatan Banyuwangi, serta menjelaskan pengaruhnya terhadap jumlah tangkapan optimal lemuru. Metode Vertically Generalized Production Model (VGPM) digunakan untuk memperkirakan produktivitas primer bersih. Estimasi ini memerlukan data klorofil-a permukaan, suhu permukaan laut, dan Photosynthetically Active Radiation (PAR) dari citra satelit MODIS. Maximum Sustainable Yield (MSY) menjadi dasar penting dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan, dengan nilai CPUE yang diperoleh dari hasil tangkapan ikan sebagai faktor kunci dalam memperkirakan tangkapan maksimum yang dapat diambil secara berkelanjutan. Penelitian menunjukkan variasi produktivitas laut di Selat Bali mengikuti monsun, dengan puncak saat musim timur dan terendah saat musim barat, rata-rata 1947.81 mgC.m-2.hari-1 dan 593.81 mgC.m-2.hari-1. Iklim antartahunan Indian Ocean Dipole (IOD) memiliki pengaruh yang lebih kuat pada produktivitas laut dibandingkan El-Nino Southern Oscillation (ENSO). Saat terjadi IOD+ (-), produktivitas laut mengalami peningkatan anomali positif (negatif), yang juga memengaruhi jumlah tangkapan Sardinella lemuru. Jumlah tangkapan Sardinella lemuru naik dari 140,1 ton hingga 6210,4 ton. Penangkapan Sardinella lemuru di Pelabuhan Perikanan Pengambengan telah mengalami penangkapan berlebihan yang membuat tahun 2017 dan 2018 terjadi penurunan tangkapan hingga hanya 76.5 Ton/tahun. Penangkapan optimal berdasarkan model Schaefer adalah sekitar 4066,22 armada dengan 3,15 ton/armada.