ABSTRAK Nabila As Syifa
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Nabila As Syifa
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Nabila As Syifa
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Nabila As Syifa
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Nabila As Syifa
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Nabila As Syifa
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Nabila As Syifa
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Nabila As Syifa
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Panasbumi merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang potensinya sangat
besar. Metode magnetik merupakan salah satu metode eksplorasi pendahuluan dari
cabang ilmu geofisika yang dapat mengidentifikasi keberadaan energi panasbumi.
Metode ini digunakan untuk mengetahui variasi medan magnet di daerah penelitian.
Variasi magnet disebabkan oleh sifat kemagnetan yang tidak homogen dari kerak
bumi. Material atau batuan di dalam sistem panasbumi umumnya memiliki
magnetisasi rendah dibanding batuan sekitarnya. Pengukuran pada survei magnetik
dilakukan dengan menggunakan alat Proton Precession Magnetometer (PPM).
Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Pusat Survei
Geologi (PSG). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan koreksi
magnetik: koreksi diurnal dan koreksi IGRF, dan tranformasi reduce to pole (RTP).
Didapatkan peta anomali regional dan residual dari data magnetik. Estimasi
kedalaman zona anomali regional pada penelitian ini adalah 900 meter, sedangkan
pada zona anomali residual estimasi kedalamannya lebih rendah yaitu pada 480
meter. Masing-masing rentang nilai anomali regional dan residual pada penelitian
secara berurutan adalah 14,2 nT – 804,3 nT dan -199,4 nT – 179,6 nT. Pada
penelitian ini, data anomali magnetik RTP diinterpretasikan menggunakan forward
modelling 2,5 D terhadap 2 buah lintasan yang saling berpotongan: Lintasan A –
A’ dan B – B’. Hasil pemodelan struktur bawah geologi pada keduanya
memberikan informasi variasi suseptibilitas dan densitas rendah. Selanjutnya
dipilih satu lintasan A – A’ untuk diinterpretasi dan dianalisis lebih lanjut. Hasil
analisis memberikan informasi kemungkinan adanya prospek panasbumi berupa
komponen sistem panasbumi yaitu clay cap dan reservoir.