digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

MAYANG MANGURI RAHAYU.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi

Mangan terlarut dalam lindi dapat menurunkan kualitas air tanah di sekitarnya. Model Mangan Satu Dimensi dalam tanah dan air tanah dapat diterapkan untuk kondisi ideal. Simulasi transportasi, dispersi hidrodinamik, serapan Mangan tergantung waktu dan pH dianalisis untuk formulasi model. Sorpsi-desorpsi tergantung waktu dalam Mangan dianggap mengikuti model empiris Barrow dan Shaw S=k. Ctn. tm. Kebaruan utama, yaitu S= o.Ctp.pH'q di mana model empiris bergantung pada pH disamping waktu. Asumsi model sorpsi-desorpsi, memungkinkan parameter model diperoleh dengan sorpsi batch. Teknik numerik digunakan untuk memecahkan persamaan transpor zat terlarut. Khusus untuk model keadaan tunak, disajikan koreksi terhadap dispersi numerik untuk memperbaiki solusi numerik. Solusi analitis untuk kasus yang disederhanakan juga disajikan dan digunakan untuk menguji solusi numerik air, lindi dan transportasi zat terlarut diuji. Parameter analisis sensitivitas yang dilakukan untuk model steady state menunjukkan bahwa konsentrasi influen dan parameter k dan juga o sangat dipengaruhi oleh waktu dan pH. Persamaan pengangkutan zat terlarut di atas yang mengasumsikan bahwa waktu kontak antara seluruh tanah berada dalam kolom dan zat terlarut dimulai ketika lindi dimasukkan ke dalam larutan juga dikoreksi dengan memulai waktu kontak untuk setiap segmen dalam perubahan L (kolom bayangan), ketika larutan tanah lebih besar dari nol. Solusi numerik dari persamaan transportasi zat terlarut dengan waktu kontak yang dikoreksi dibandingkan antara karakteristik tanah. Eksperimen Batch, pemodelan matematika dengan validasi dilakukan untuk memverifikasi penerapan model. Untuk kondisi tunak yang ideal, potensi transpor Mangan (II) di bawah aliran air diperiksa melalui pH dan Eh. Hasil percobaan menunjukkan bahwa model Barrow, and Shaw (1979), dan Notodarmojo (1992) dapat dikembangkan ke dalam fungsi waktu tempuh dan matematika pH dimana penjumlahan dua kondisi Sorption-Desorption akan mencapai kondisi kesetimbangan. Model transpor yang dirumuskan dalam penelitian ini cukup menggambarkan pergerakan Mangan (II) dan Mangan (IV) melalui sorpsi dan desorpsi di Tanah Supit Urang. Dari 3 sampel A, B, dan C menunjukkan karakteristik tanah yang berbeda, sampel A adalah Tanah Lempung Berlempung, tanah B adalah tanah lempung liat berdebu, dan tanah C adalah tanah Lempung Berlumpur. Model ini memiliki kelebihan karena dapat mengukur pengaruh waktu dan perubahan pH tanah yang mempengaruhi unsur mangan. Kekurangan dan keterbatasan penelitian ini adalah penelitian dilakukan di laboratorium, bukan pada sistem air tanah seperti yang tergambar di lapangan sebelah kanan, lindi yang digunakan adalah lindi buatan bukan dari kolam lindi yang ada di lapangan, dilakukan validasi pada skala laboratorium tidak langsung di lapangan, dan penelitian untuk mencapai angka analisis dilakukan dengan penyerapan batch, simulasi pemodelan digunakan dalam 1 dimensi seperti pada kondisi ideal. Masih banyak senyawa lain yang dapat digunakan sebagai parameter pencemar yang memiliki karakter dan valensi berbeda seperti Mn, misalnya besi, pemodelan transpor pencemar dikembangkan ke kondisi tidak ideal dan mempertimbangkan faktor Sorption-Desorption sebagai fungsi waktu dan pH.