Studi gambut di Indonesia, khususnya dari sudut pandang keilmuan geologi, belum
banyak dilakukan, padahal potensi sumber daya gambut Indonesia hingga 2020
mencapai sebesar 13,52 miliar ton gambut kering. Gambut dapat dimanfaatkan
sebagai sumber daya energi alternatif, dengan mempertimbangkan emisi karbon
yang akan ditimbulkan. Daerah penelitian berada di Kabupaten Mempawah,
Provinsi Kalimantan Barat. Daerah penelitian merupakan salah satu daerah dengan
potensi sumber daya gambut. Namun studi lebih lanjut mengenai geologi dan
karakteristik gambut di daerah Mempawah belum pernah dilakukan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik gambut, lingkungan
pengendapan, dan kapasitas simpan karbon pada lahan gambut di daerah penelitian.
Daerah penelitian dibagi menjadi Blok A, Blok B, dan Blok C berdasarkan batas
daerah depresi tempat akumulasi gambut.
Analisis karakteristik fisik megaskopis (tipe dan derajat pembusukan gambut)
dilakukan terhadap 63 data sekunder berupa data bor dan deskripsi gambut (dibuat
oleh tim survei PSDMBP tahun 2022). Sedangkan analisis karakteristik fisik
mikroskopis (analisis tingkat kematangan gambut dan tipe maseral) dan analisis
karakteristik kimia dilakukan terhadap 20 data primer berupa data proksimat,
ultimat, nilai kalori, kadar air, bulk density, dan reflektansi vitrinit (Ro), serta 6 data
primer berupa tipe maseral.
Nilai reflektansi vitrinit conto gambut di daerah penelitian berkisar antara 0,17 -
0,22 %. Tipe maseral yang ditemukan pada conto gambut di daerah penelitian
beragam dengan dominasi humodetrinite dan humotelinite/teloinertinite. Tipe
gambut di semua blok adalah fibrik dengan derajat pembusukan dominan H3 - H5.
Rata-rata fuel ratio gambut di daerah penelitian (0,6), menunjukkan bahwa gambut
di daerah penelitian termasuk dalam kategori pangapian cukup baik. Rata-rata nilai
kalori gambut di daerah penelitian adalah 5.135,87 - 5.771,57 kal/g (daf). Nilai ratarata
kadar abu conto gambut di daerah penelitian berkisar antara 3,30 - 12,84 % dan
rata-rata total sulfur berkisar antara 0,21 - 1,87 %, yang termasuk kategori rendah -
sedang. Namun ditemukan anomali nilai total sulfur dan kadar abu tinggi pada Blok
B. Anomali tersebut mengindikasikan pengaruh air laut saat akumulasi gambut
pada topografi low-lying swamp. Berdasarkan plot tipe maseral pada diagram TPI-GI, lingkungan pengendapan
gambut Blok A, Blok B, dan Blok C berturut-turut adalah lower delta plain - back
barrier, upper delta plain - back barrier, dan back barrier. Kapasitas simpan
karbon pada lahan gambut untuk setiap blok adalah sebesar 93.866.846 ton gambut
kering.