ABSTRAK Muh Izzul Islam AS
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Muh Izzul Islam AS
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muh Izzul Islam AS
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muh Izzul Islam AS
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muh Izzul Islam AS
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muh Izzul Islam AS
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Gasifikasi merupakan proses konversi batubara dan biomassa dengan menggunakan
agen gasifikasi berupa udara, O2, steam ataupun CO2, menjadi syngas yang dapat
dimanfaatkan pada banyak sektor. Gasifikasi menggunakan CO2 dapat menambah opsi
pada pemanfaatan gas rumah kaca. Namun, bila dibandingkan dengan menggunakan
agen gasifikasi lainnya, gasifikasi dengan CO2 cenderung berlangsung lebih
endotermik dan lambat, sehingga memerlukan katalis agar proses dapat berlangsung
lebih cepat. Senyawa alkali and alkaline earth metals (AAEM) telah banyak diteliti
karena selain efektif, senyawa AAEM juga terkandung secara alami di batubara dan
biomassa. Pada studi literatur ini, perilaku katalitik natrium (Na), kalium (K), kalsium
(Ca), dan magnesium (Mg) selama gasifikasi menggunakan CO2 dibandingkan dan
ditentukan AAEM mana yang paling efektif pada rentang temperatur 700-1400ºC
melalui thermogravimetric analyzer (TGA). Hasilnya, Na menunjukkan performa yang
paling baik dari sisi katalitik dan ketahanannya terhadap deaktivasi, yang kemudian
dianalisis lebih lanjut untuk optimalisasi penggunaannya.
Studi literatur ini bersumber dari berbagai jurnal, buku, dan prosiding yang berkaitan
dengan gasifikasi menggunakan CO2 dengan kehadiran AAEM. Kemudian dilanjutkan
dengan analisis dosis, jenis senyawa, dan temperatur gasifikasi. Kesimpulan dan saran
yang diberikan diharapkan dapat menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya.
Hasil studi literatur menunjukkan bahwa untuk meningkatkan laju gasifikasi, metode
penambahan AAEM secara wet impregnation lebih efektif dibandingkan dry mixing,
serta AAEM dalam fase likuid lebih efektif dibandingkan saat fase padat. Pada rentang
temperatur 700-1400ºC, AAEM berupa Na, K, Ca, dan Mg berpotensi untuk
meningkatkan laju gasifikasi dengan Na yang tertinggi. Namun, dari keempat AAEM
tersebut, K, Ca, dan Mg dapat terdeaktivasi selama gasifikasi, dimana K dapat
membentuk lapisan sinter, Ca mengalami deaktivasi pada suhu tinggi, dan Mg memiliki
efektivitas yang rendah. Berdasarkan fakta tersebut, Na dapat menjadi kandidat katalis
yang efektif. Untuk mengoptimalkan penggunaan Na, maka analisis terhadap dosis
penambahan, jenis senyawa dan temperatur gasifikasi dilakukan. Dosis optimal
penambahan Na yakni 3-5 wt% (terhadap berat kering batubara), bergantung pada jenis
sampel dan metode penambahan Na. Lalu, diantara jenis senyawa Na : natrium
hidroksida (NaOH), natrium sulfat (Na2SO4), dan natrium klorida (NaCl), senyawa
NaOH dan Na2SO4 terbukti efektif meningkatkan laju gasifikasi, sedangkan NaCl tidak
disarankan karena dapat menyebabkan pitting corrossion pada material reaktor
gasifikasi. Selain itu, temperatur optimal agar kinerja Na dapat efektif yakni pada
rentang temperatur 850-1200ºC. Hal ini disebabkan pada rentang temperatur tersebut
Na2CO3 telah berada dalam fase likuidnya serta pelelehan dari mullite dapat dicegah.