ABSTRAK Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira PUSTAKA Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira LAMPIRAN Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira
JURNAL Muhammad Asfihan Nur Arifin
Terbatas  Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
Pembangunan lokal adalah refleksi kemampuan lokalitas dalam mengelola dan
memanfaatkan sumber daya secara mandiri maupun melalui intervensi eksternal
berorientasi kepentingan lokal melalui optimasi sumber daya kolektif sebagai
modal lokal pada interaksi sinergis produktif antar elemen kearah perbaikan dan
peningkatan kualitas hidup di segala aspek dan dimensi pembangunan.
Keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan lokal terkait erat dengan dinamika
kawasan yang mendukung keterhubungan intra dan ekstra-lokal serta konstelasi
kewilayahan melalui kebijakan yang berpihak.
Keadaan ideal tersebut memicu perdebatan konsepsi teoritis normatif dalam
perspektif kontekstual situasi dan kondisi lokal yang beragam, adanya perbedaan
pemahaman dan orientasi kebijakan menjadikan strategi pembangunan lokal tidak
dapat di adopsi dalam semua keadaan bahkan cenderung mengabaikan realitas
empiris adanya dinamika internal dan eksternal yang berpengaruh pada
keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan lokal.
Perspektif kontekstualitas secara empiris digambarkan pada pembangunan lokal di
kawasan perbatasan melalui kerangka kerjasama perbatasan (cross-border
cooperation) melalui intervensi top-down kebijakan yang diarahkan untuk menjadi
kawasan kompetitif (competitive zones) berimplikasi pada karakteristik perbatasan
yang terbuka (transborder region – borderless) mendorong keberhasilan dan
keberlanjutan pembangunan lokal disepanjang kawasan perbatasan sementara
bentuk diluar kerangka kerjasama perbatasan muncul melalui inisiatif lokal
memanfaatkan kerekatan sosial kultur, kesamaan tujuan dan kepentingan kolektif
menjadikan karakteristik perbatasan permeable (permeable-border region) muncul
dalam bentuk pembangunan berbasis masyarakat, informalitas dan tradisional.
Pada kawasan perbatasan kaku/rigid cenderung tertutup (closed-border region)
menunjukkan bentuk pembangunan lokal melalui aktifitas dan interaksi lintas-batas
belum banyak diungkap secara empiris dan fenomena tersebut muncul di
perbatasan, untuk itu pertanyaan penelitian yang diajukan pada penelitian ini adalah
“Bagaimana bentuk pembangunan lokal di dalam Dinamika kawasan perbatasan
tertutup (closed – border region)?” melalui pengungkapan hubungan interaksi danii
menjelaskan bentuk yang muncul dipermukaan dan di konstruksi kedalam kerangka
konseptual adalah menjadi maksud dan tujuan penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif induktif dengan paradigma
constructivism-postmodernism, untuk mendukung pendekatan digunakan grounded
theory method constructivism, dengan lokus pengamatan refleksi lokal Desa Long
Bawan, Kecamatan Krayan, Indonesia di Kawasan Perbatasan Kalimantan
Indonesia dan Malaysia. Lokasi penelitian secara empiris menunjukkan fenomena
bentuk pembangunan lokal pada keadaan perbatasan tertutup (closed – border
region) kontras terhadap fluiditas dan intensitas interaksi lintas-batas yang
dinamis.
Jejaringan sosial, perdagangan informal dan kewirausahaan lokal dijelaskan
berpengaruh pada pembangunan lokal di kawasan perbatasan, konsep tersebut
dijadikan konsep awal yang bersifat umum terbuka (broad concept) sebagai titik
awal kepentingan empiris mendekati substansi penelitian, melalui observasi,
wawancara (in-depth interview), pencatatan (memoing) dan perekaman audiovisual
(recording), kodefikasi (coding), kategorisasi (categorizing) dan perbandingan
secara konstan (comparative constant) hingga dicapai kejenuhan kategori
(saturation) sebagai proses konstruksi bangunan teoritis (theory building).
Hasil penelitian ini mengkonfirmasi dan mengisi gap perdebatan konseptual
pembangunan lokal dalam perspektif kontekstualitas situasi dan kondisi lokal
dengan kontribusi penelitian meliputi (1) kebaruan pada pengungkapan bentuk
hubungan dan interaksi aspek-aspek, orientasi arah dan dimensi beserta unsurunsurnya, (2) kebaruan kerangka konseptual sebagai kontribusi pada teori
perencanaan substantif bentuk pembangunan lokal di kawasan perbatasan tertutup
(closed – border region), implikasi hasil penelitian terhadap praktek perencanaan
sebagai elaborasi dan pembelajaran (lesson learned) atas temuan penelitian dan
diskursus pemanfaatan grounded theory method constructivism dalam perencanaan
pembangunan.