digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rani Mulyani
PUBLIC Alice Diniarti

Variasi iklim interannual di Samudera Hindia diteliti oleh Saji dkk. (1999) menggunakan Empirical Orthogonal Function (EOF) dari data Sea Surface Temperature (SST), menghasilkan EOF-2 menjelaskan adanya pola dipole atau dikenal Indian Ocean Dipole (IOD). Namun, pola tersebut tidak terlihat di semua musim yang menandakan adanya limitasi EOF yang terkunci pada satu musim dan berdampak pada tertutupinya fenomena lain yang tidak signifikan. Limitasi ini dapat dihilangkan dengan melakukan EOF tiap musim guna mengidentifikasi pola dominan SST di Samudera Hindia pada setiap musimnya. Metode EOF digunakan untuk melihat pola spasial dan temporal yang menggambarkan variabilitas SST di Samudera Hindia setiap musimnya: September, Oktober, November (SON); Desember, Januari, Februari (DJF); Maret, April, Mei (MAM); dan Juni, Juli, Agustus (JJA). Indeks EOF kemudian diregresikan dengan data SST, angin, dan curah hujan untuk mendapatkan anomali iklim yang berasosiasi dengan EOF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola EOF-1 pada musim SON, DJF, MAM, dan JJA menjelaskan adanya basin scale anomalies di Samudera Hindia dengan nilai variansi berturut-turut 51%, 48%, 51%, dan 47% dan pola temporalnya secara konsisten mengindikasikan terjadinya perubahan iklim. Pola EOF-2 pada musim SON, DJF, MAM, dan JJA berbeda-beda dengan nilai variansi berturut-turut 13%, 11%, 11%, dan 11%. Pola EOF-2 musim SON dan MAM menunjukkan adanya pola dipole di Samudera Hindia sedangkan musim DJF dan JJA menunjukkan adanya pola tripole. Anomali iklim yang berasosiasi dengan mode EOF menunjukkan bahwa pola SST yang terbentuk dipengaruhi oleh pola angin yang terjadi dan selanjutnya berdampak terhadap tinggi rendahnya aktivitas konveksi yang mempengaruhi curah hujan.