Indonesia adalah negara dengan iklim tropis yang memungkinkan terjadinya tingkat
pelapukan tinggi. Bauksit adalah hasil dari pelapukan batuan yang mempunyai
kandungan aluminium tinggi, kandungan besi rendah dan sedikit kandungan kuarsa.
Pembentukan endapan bauksit dikontrol oleh batuan induk yang kaya akan unsur Al,
kondisi iklim tropis, dan kondisi geomorfologi yang memungkinkan terbentuknya
akumulasi produk lapukan batuan induk. Mineral silikat yang terubah akibat pelapukan
mengakibatkan unsur silika terlepas dari ikatan kristal dan terlepasnya sebagian unsur
besi sehingga unsur aluminium terkonsentrasi sebagai endapan residu. Studi mineralogi
pada daerah penelitian dilakukan dengan analisis petrografi pada 15 sampel batuan
induk untuk mengetahui mineral penyusun dan jenis batuan induk; analisis X-ray
diffraction (XRD) pada 16 sampel bauksit yang diperkirakan mewakili horison tanah
penutup, horison bijih bauksit, horison lempung dan horison batuan induk untuk
mengetahui komposisi mineral penyusun bauksit; X_ray fluorescence (XRF) pada 297
sampel bauksit tercuci dan 15 sampel batuan induk untuk mengetahui kandungan Al2O3,
Fe2O3, TiO2, SiO2. Berdasarkan analisis petrografi, batuan induk bauksit pada daerah
penelitian adalah granodiorit, porfiri granodiorit, porfiri gabro dan pofiri basal. Mineral
utama pada jenis batuan tersebut adalah ortoklas, plagioklas, piroksin dan biotit. Batuan
tersebut merupakan batuan beku menengah. Jenis bauksit adalah bauksit gibsit
berdasarkan analisis X-ray diffraction (XRD) dengan frekuensi kemunculan gibsit yang
dominan dibandingkan dengan mineral korondum sebagai kelompok alumina. Bauksit
diklasifikasikan sebagai ortobauksit berdasarkan analisis X-ray diffraction (XRD)
dengan kemunculan mineral pada setiap horison. Kelompok mineral pada horison tanah
penutup, horison bijih bauksit dan horison lempung adalah alumina, besi, titanium,
silikat, karbonat, sulfida dan sulfat sedangkan kelompok mineral batuan induk adalah
besi, titanium, silikat, sulfida dan sulfat. Sebaran endapan bauksit pada daerah
penelitian umumnya terdapat pada bagian lereng yang tidak terlalu terjal.