digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nurliah Jafar
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 1 Nurliah Jafar
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 2 Nurliah Jafar
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 3 Nurliah Jafar
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 4 Nurliah Jafar
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 5 Nurliah Jafar
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 6 Nurliah Jafar
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

PUSTAKA Nurliah Jafar
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

Indonesia adalah negara dengan iklim tropis yang memungkinkan terjadinya tingkat pelapukan tinggi. Bauksit adalah hasil dari pelapukan batuan yang mempunyai kandungan aluminium tinggi, kandungan besi rendah dan sedikit kandungan kuarsa. Pembentukan endapan bauksit dikontrol oleh batuan induk yang kaya akan unsur Al, kondisi iklim tropis, dan kondisi geomorfologi yang memungkinkan terbentuknya akumulasi produk lapukan batuan induk. Mineral silikat yang terubah akibat pelapukan mengakibatkan unsur silika terlepas dari ikatan kristal dan terlepasnya sebagian unsur besi sehingga unsur aluminium terkonsentrasi sebagai endapan residu. Studi mineralogi pada daerah penelitian dilakukan dengan analisis petrografi pada 15 sampel batuan induk untuk mengetahui mineral penyusun dan jenis batuan induk; analisis X-ray diffraction (XRD) pada 16 sampel bauksit yang diperkirakan mewakili horison tanah penutup, horison bijih bauksit, horison lempung dan horison batuan induk untuk mengetahui komposisi mineral penyusun bauksit; X_ray fluorescence (XRF) pada 297 sampel bauksit tercuci dan 15 sampel batuan induk untuk mengetahui kandungan Al2O3, Fe2O3, TiO2, SiO2. Berdasarkan analisis petrografi, batuan induk bauksit pada daerah penelitian adalah granodiorit, porfiri granodiorit, porfiri gabro dan pofiri basal. Mineral utama pada jenis batuan tersebut adalah ortoklas, plagioklas, piroksin dan biotit. Batuan tersebut merupakan batuan beku menengah. Jenis bauksit adalah bauksit gibsit berdasarkan analisis X-ray diffraction (XRD) dengan frekuensi kemunculan gibsit yang dominan dibandingkan dengan mineral korondum sebagai kelompok alumina. Bauksit diklasifikasikan sebagai ortobauksit berdasarkan analisis X-ray diffraction (XRD) dengan kemunculan mineral pada setiap horison. Kelompok mineral pada horison tanah penutup, horison bijih bauksit dan horison lempung adalah alumina, besi, titanium, silikat, karbonat, sulfida dan sulfat sedangkan kelompok mineral batuan induk adalah besi, titanium, silikat, sulfida dan sulfat. Sebaran endapan bauksit pada daerah penelitian umumnya terdapat pada bagian lereng yang tidak terlalu terjal.