digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terdapat banyak teknik pengolahan data anomali gravitasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kondisi struktur geologi bawah permukaan berdasarkan parameter kontras densitas batuan. Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan program perhitungan anomali derivatif dengan menggunakan teknik First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD) 2D, pembuatan program pemisahan anomali regional dan residual dengan menggunakan teknik Moving Average (MA) dan Trend Surface Analysis (TSA), serta program visualisasi untuk menampilkan data hasil perhitungan dalam bentuk peta anomali agar didapatkan pemahaman mengenai teknik pengolahan data dengan metode gravitasi. Program yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman Matlab R2021a. Sebelum diterapkan pada daerah penelitian, program yang dibuat diuji dengan melakukan perhitungan terhadap beberapa model sintetik yang hasilnya dibandingkan dengan perangkat lunak komersial. Hasil pengujian tersebut menunjukkan adanya kesesuaian pola sebaran anomali serta nilai root mean square error <0,01 µGal untuk teknik pemisahan anomali, <0,01 µGal/m untuk teknik FHD, dan <0,01 µGal/m2 untuk teknik SVD. Selanjutnya, dilakukan penerapan program yang dibuat pada daerah panas bumi Malingping. Hasil perhitungan anomali regional menggunakan TSA berkisar 100 mGal hingga 135 mGal, sedangkan nilai anomali regional menggunakan MA berkisar 100 mGal hingga 125 mGal. Untuk nilai anomali residual hasil TSA memiliki rentang nilai dari -6 mGal hingga 6 mGal, sedangkan hasil MA berkisar -8 mGal hingga 8 mGal. Hasil perhitungan derivatif menunjukkan nilai anomali FHD adalah 1 mGal/m hingga 8 mGal/m dan anomali SVD adalah -2 mGal/m2 hingga 1,5 mGal/m2. Berdasarkan analisis peta sebaran anomali residual TSA serta hasil perhitungan anomali FHD dan SVD yang didukung informasi geologi dapat diidentifikasi beberapa struktur sesar dengan arah barat laut-tenggara dan arah barat daya-timur laut.