1994 TS PP ACHMAD SUBANDRIO 1-BAB1.pdf
1994 TS PP ACHMAD SUBANDRIO 1-BAB2.pdf
1994 TS PP ACHMAD SUBANDRIO 1-BAB3.pdf
1994 TS PP ACHMAD SUBANDRIO 1-BAB4a.pdf
1994 TS PP ACHMAD SUBANDRIO 1-BAB4b.pdf
1994 TS PP ACHMAD SUBANDRIO 1-BAB5.pdf
1994 TS PP ACHMAD SUBANDRIO 1-COVER.pdf
1994 TS PP ACHMAD SUBANDRIO 1-PUSTAKA.pdf
ABSTRAK:
Daerah penelitian meliputi tiga cekungan sedimentasi yang potensil mengandung hidrokarbon di Indonesia. Cekungan tersebut adalah Cekungan Sumatra Utara, Subcekungan Jambi dan Cekungan Barito.
Pemanfaatan komputasi geologi, secara matematis berdasarkan pendekatan least square dengan derajat polinomial, digunakan untuk membantu penentuan kisaran kedalaman batimetri dan pembuatan kurva paleobatimetri. Data yang digunakan adalah kisaran batimetri fosil foraminifera bentos yang berasal dari 26 data tabel penyebaran foraminifera (faunal chart) dari ketiga cekungan sedimen tersebut. Banyak referensi yang dapat digunakan untuk menentukan batimetri. Akan tetapi akan menghasilkan kisaran batimetri yang berbeda, berdasarkan analisis atas data yang sama. Referensi yang dikembangkan oleh Robertson Research (1985) dipilih untuk dijadikan acuan didalam penelitian, karena dianggap yang paling mewakili untuk daerah penelitian.
Dari hasil analisis paleobatimetri menunjukan bahwa ketiga cekungan ternyata tidak memiliki karakter yang sama antara satu dengan lainnya, karena perkembangannya sangat dipengaruhi oleh kondisi lokal. Disamping itu umur sedimen dari masing-masing cekungan berlainan. Perubahan muka air taut global tidak selalu berpengaruh terhadap perubahan batimetri tiap cekungan, karena ketiga cekungan tersebut merupakan cekungan sedimen dengan tipe foreland basins.
Ada beberapa sumur dari tiap cekungan yang memiliki pola batimetri yang mirip, hal tersebut disebabkan karena sumur-sumur tersebut menempati suatu unsur elemen tektonik yang sama. Hal ini juga menunjukan bahwa tektonik sangat besar pengaruhnya terhadap sejarah sedimentasi.