Kegiatan eksploitasi geotermal dapat menyebabkan habisnya sumber daya reservoir
dan lebih lanjut dapat menyebabkan penurunan produksi. Besarnya sumber daya
reservoir berhubungan dengan massa fluida reservoir. Perubahan massa fluida yang
terjadi di reservoir berasosiasi dengan perubahan gravitasi. Perubahan gravitasi ini
juga berkaitan dengan perubahan muka air tanah dan subsidence. Dengan
memperhatikan hal tersebut, bila kita dapat memantau perubahan gravitasi maka
dapat memberikan gambaran perubahan reservoir yang mungkin akan membantu
dalam menjaga keberlangsungan produksi. Penelitian ini menggunakan data
pengukuran perubahan gravitasi atau time-lapse microgravity untuk melakukan
pemodelan perubahan massa di bawah permukaan dan menghitung defisit massa
reservoir menggunakan Teori Potensial Gauss. Penelitian ini bertujuan untuk
memutakhirkan model yang telah dibuat sebelumnya pada periode 1998-2008,
yaitu periode 1998-2020 dan menghitung defisit massa pada periode tersebut.
Pemodelan juga dilakukan pada periode 2011-2014 dan 2014-2020 ketika terdapat
penambahan sumur produksi di AWI 9 dan berhentinya aktivitas injeksi di AWI 14.
Model pada tiap periode tersebut akan diintegrasikan dengan data pemantauan
lainnya yaitu perubahan elevasi, perubahan geokimia manifestasi, actual mass
balance, curah hujan, dan perubahan muka air tanah. Model yang dihasilkan
menunjukkan defisit massa terjadi di zona produksi dan meluas ke utara dan timur
area reservoir. Defisit massa yang terhitung sejak tahun 1998-2020 adalah 109
Mton. Model periode 2011-2014 dan periode 2014-2020 menunjukkan perluasan
area defisit massa ke arah AWI 9 dan AWI 14. Perluasan ini juga terkonfirmasi
pada setiap data pemantauan lapangan lainnya yaitu penurunan produksi brine,
perubahan NCG pada manifestasi, penurunan muka air tanah, dan penurunan
elevasi.