digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2022 TA PP FITRIA 1 - ASLI.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

ABSTRAK Fitria Amalia
PUBLIC Alice Diniarti

COVER_Fitria Amalia.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Fitria Amalia.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Fitria Amalia.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Fitria Amalia.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Fitria Amalia.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Fitria Amalia.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Fitria Amalia
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Peningkatan produksi kopi tidak senantiasa diikuti dengan proses produksi yang baik, peningkatan limbah berupa kulit kopi tidak termanfaatkan sehingga menjadi beban lingkungan. Kulit kopi dengan kandungan lignoselulosa yang tinggi berpotensi menjadi substrat ideal untuk media tumbuh mikroba. Jamur berfilamen seperti Trichoderma reesei dan Aspergillus niger diketahui sebagai agen mikrobiologis yang dapat mendegradasi lignoselulosa menjadi produk bernilai tambah seperti enzim selulase, gula pereduksi dan asam organik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan keberadaan enzim selulase yang diproduksi T.reesei dan A.niger melalui fermentasi, dan menentukan keberadaan gula pereduksi dari hasil hidrolisis enzimatis; serta menentukan keberadaan asam organik yang diproduksi oleh A.niger melalui fermentasi. Penelitian diawali dengan memahami karakteristik sporulasi dan viabilitas T.reesei dan A.niger untuk dijadikan sebagai inokulum jamur. Selanjutnya enzim selulase diproduksi oleh A.niger (107 spora/mL) dan T.reesei (105 spora/mL), dan kombinasinya, pada 1% (sampel kulit kopi/larutan produksi) limbah kopi yang telah melalui pre-treatment. Enzim selulase selanjutnya digunakan untuk menghidrolisis sampel kulit kopi yang telah didelignifikasi untuk menghasilkan gula pereduksi. Hasil hidrolisis selanjutnya diinokulasikan dengan A.niger (107 spora/mL) 1% (v/v) untuk memproduksi asam organik. Hasil pada tahap produksi enzim menunjukkan bahwa produksi enzim selulase dengan aktivitas tertinggi dihasilkan oleh A.niger yaitu 1,97 U/mL pada jam ke-96, kemudian oleh A.niger: T.reesei dengan aktivitas 1,89 U/mL pada jam ke-96, dan terendah oleh T.reesei dengan aktivitas 0,56 U/mL pada jam ke-72. Tahapan hidrolisis menunjukkan hasil optimum gula pereduksi 3045,8 ppm pada jam ke-36, dengan penggunaan enzim selulase yang dihasilkan secara terpisah oleh A.niger dan T.reesei. Penggunaan enzim selulase yang dihasilkan oleh A.niger dan T.reesei secara ko-kultur mengasilkan gula pereduksi 2499,1 ppm pada jam ke-48. Tahapan produksi asam organik tidak berhasil dilakukan akibat tidak adanya tambahan nitrogen serta rendahnya kandungan karbon pada medium tumbuh Aspergillus niger. Disimpulkan bahwa pengolahan limbah kopi dengan menggunakan A.niger dan T.reesei dapat menjadi alternatif untuk mengolah limbah kulit kopi menjadi produk bernilai tambah seperti, enzim selulase dan gula pereduksi. Serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk produksi asam organik dari gula hasil hidrolisis kulit kopi.