Endapan mineral porfiri Cu-Au Batu Hijau merupakan salah satu endapan porfiri
terbesar yang ada di Indonesia. Cadangan endapan porfiri Batu Hijau pertama kali
dipublikasikan pada tahun 1996, yaitu 914 juta ton bijih dengan kadar tembaga
0,53% (10,58 miliar pon tembaga) dan kadar emas 0,40 g/t (3,19 juta ons emas).
Proses penambangan Batu Hijau telah berjalan selama 23 tahun dengan metode
penambangan terbuka. Proses penambangan saat ini telah memasuki tahap akhir
yang disebut sebagai fase 7. Cadangan mineral fase 7 sebesar 203 juta ton bijih
dengan kadar tembaga 0,48% (2,2 miliar pon) dan kadar emas 0,46 g/t (3 juta ons).
Pengeboran pengembangan sumberdaya dilakukan pada tahun 2018-2020 untuk
melihat potensi sumberdaya mineral setelah fase 7 dengan total 102 lubang dan
total panjang pengeboran 60.000 m. Pengeboran tersebut memberikan data
tambahan yang signifikan untuk mengidentifikasi meneralisasi skarn di Batu
Hijau. Penelitian sebelumnya dilakukan setelah mendapatkan data skarn dari
pengeboran tahun 2003. Penyebaran mineralisasi skarn Batu Hijau masih belum
dipahami dan dimodelkan dengan baik.
Analisis statistik deskriptif kadar tembaga dan emas skarn di Batu Hijau
menunjukkan mineralisasi skarn memiliki rata-rata kadar tembaga 0,24% dan emas
0,19 g/t. Kadar tembaga dan emas skarn memiliki distribusi yang berbeda
dibandingkan dengan batuan lainnya. Kadar mineralisasi tembaga skarn lebih
tinggi dibandingkan young tonalite, sedangkan kadar mineralisasi emas pada skarn
lebih tinggi dibandingkan dengan batuan diorit dan vulkanik. Pemodelan tiga
dimensi skarn menghasilkan bentuk mineralisasi skarn yang radial tetapi tidak
simetris di semua sisi dengan sisi barat dan barat laut yang lebih besar
dibandingkan sisi timur dan selatan. Sedangkan sisi timur laut terpotong oleh sesar
yang berarah barat laut tenggara. Penyebaran skarn di Batu Hijau berada di
bagian bawah dengan elevasi yang sangat dalam, elevasi terendah -645 m dan
tertinggi -45 m.
Model skarn memperlihatkan korelasi dengan litologi intermediate tonalite,
alterasi secondary biotite dan sesar berarah barat laut tenggara. skarn berada di sepanjang kontak antara intermediate tonalite, terutama di sisi Barat dengan batuan
vulkanik. Distribusi skarn juga berada di bagian luar dari alterasi secondary biotite.
Skarn berasosiasi dengan lima sesar utama yang berarah barat laut tenggara, yaitu
sesar Roni, Kerinci dan Katim Splay yang memotong skarn di sisi utara dan dapat
menjelaskan skarn yang tidak menerus di bagian utara. Tubuh skarn yang terpisah
di bagian timur laut berkorelasi dengan sesar Ceremai.
Total sumberdaya mineral skarn Batu Hijau adalah 314 juta ton dengan kadar Cu
0,31% dan kadar Au 0,25 g/t. Sedangkan total sumberdaya Terukur dan Tertunjuk
skarn adalah 267 juta ton dengan kadar Cu 0,32% dan Au 0,26 g/t. Pengauh
pemodelan skarn dalam proses estimasi sumberdaya mineral Batu Hijau
memberikan dampak positif sebanyak 2,7 juta ton bijih, rata-rata kadar tembaga
dan emas yang sama, dengan contained metal sebesar 7 juta pon tembaga dan 162
ribu ons emas pada klasifikasi terukur dan tertunjuk. Perbedaan yang sangat kecil
dibandingkan dengan total deposit Batu Hijau, yaitu 0,2% dari total sumberdaya
mineral Batu Hijau untuk klasifikasi terukur dan tertunjuk. Namun demikian,
penggunaan domain skarn dapat merepresentasikan kondisi geologi yang
sebenarnya pada saat proses estimasi dilakukan walaupun tidak mempengaruhi
nilai keseluruhan sumberdaya mineral Batu Hijau secara signifikan.