Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi adalah daerah Malingping,
terletak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Untuk dapat mengidentifikasi potensi panas
bumi di daerah tersebut, dilakukan penelitian data gravitasi dan topografi yang diperoleh dari
hasil survei oleh Tim PSDG pada tahun 2014. Data gravitasi diolah dan menghasilkan nilai
anomali Bouguer lengkap dengan rentang 90 mGal hingga 138 mGal. Selanjutnya dilakukan
pemisahan anomali regional dan residual dari anomali Bouguer lengkap menggunakan metode
filtering moving average dan Gaussian. Lalu dilakukan juga perhitungan tilt derivative dengan
mempertimbangkan peta anomali residual serta peta geologi untuk mengidentifikasi struktur
di bawah permukaan. Kemudian dari peta anomali residual dibuat pemodelan kedepan 2.5D
untuk menggambarkan model geologi di bawah permukaan. Anomali residual hasil filtering
moving average menunjukkan nilai -3.5 mGal hingga 4.5 mGal, sedangkan hasil filtering
Gaussian menunjukkan nilai -2.2 mGal hingga 2.4 mGal. Kedua anomali residual tersebut
menunjukkan pola persebaran anomali yang hampir sama, sehingga untuk pemodelan kedepan
2.5D menggunakan salah satu dari anomali residual tersebut. Berdasarkan perhitungan tilt
derivative didapatkan nilai -1.4 radian hingga 1.3 radian dan dominasi struktur sesar yang
berarah barat laut-tenggara. Peta anomali residual hasil metode moving average dipakai untuk
proses pemodelan ke depan 2.5D, dengan menggunakan densitas background berupa hasil ratarata laboratorium yaitu 2.42 gr/cc. Berdasarkan hasil pemodelan ke depan 2.5D, diperoleh
batuan dasar berupa breksi dan lava andesit yang merupakan bagian dari formasi Cimapag,
dengan densitas 2.76 gr/cc, perselingan batupasir dan batulempung yang merupakan bagian
dari formasi Bojongmanik, dengan densitas 2.6 gr/cc, formasi Cipacar dengan densitas 2.35
gr/cc. Selanjutnya hasil pemodelan kedepan 2.5D serta analisa geologi, geofisika, geokimia
daerah penelitian digunakan untuk membuat model konseptual panas bumi. Berdasarkan model
konseptual tersebut dapat diidentifikasi daerah reservoir yang ditunjukkan oleh formasi
Cimapag, daerah caprock yang ditunjukkan oleh formasi Bojongmanik, serta dapat
diidentifikasi keberadaan mata air panas Citando yang berada tepat pada struktur sesar yang
berarah barat laut-tenggara