Transportasi merupakan kebutuhan primer untuk mendukung kegiatan manusia di
era teknologi saat ini. Terbukti dengan jumlah kendaraan yang terus meningkat
secara drastis sehingga menyebabkan kemacetan secara rutin di jalan raya. Sebagai
tindakan preventif, para pengemudi umumnya menggunakan sistem navigasi untuk
mengetahui keadaan lalu lintas. Sistem navigasi dapat memperlihatkan kondisi
jalan raya seperti tingkat kemacetan, waktu tempuh, rute alternatif dan sebagainya.
Sehingga, dengan teknologi ini para pengemudi dapat mengambil keputusan terkait
rute terbaik untuk menuju titik tujuan.
Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah kendaraan roda dua terbanyak
di dunia. Berdasarkan Badan Pusat Statistik, pada tahun 2018, jumlah motor di
Indonesia adalah 100 juta. Jumlah ini adalah 77.5% dari jumlah total kendaraan
yang ada di Indonesia. Dengan kata lain, kendaraan roda dua di Indonesia
mendominasi jumlah kendaraan lainnya. Hal ini juga mengartikan arus lalu lintas
di Indonesia merupakan arus lalu lintas heterogen. Pada arus lalu lintas seperti ini,
terdapat dua kemungkinan, yaitu arus kendaraan yang terdiri dari berbagai macam
kendaraan, dan terdapat jalan khusus yang hanya dapat dilalui oleh salah satu jenis
kendaraan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini membahas pengembangan
metode sistem navigasi untuk keadaan arus lalu lintas yang heterogen. Keluaran
dari penelitian ini adalah sebuah rekomendasi rute perjalanan yang bersifat
personal, dengan mempertimbangkan keadaan lalu lintas yang heterogen dan
kesesuaian jenis kendaraan digunakan dengan lebar jalan yang akan ditempuh.
Selain itu, rute perjalanan akan dihitung berdasarkan Nilai Kapasitas Jalan (Nkj)
yang merupakan hasil kompilasi dari beberapa kriteria pada lalu lintas, seperti
panjang rute perjalanan, prediksi keadaan lalu lintas, keberagaman kendaraan,
waktu tempuh perjalanan, keadaan cuaca dan kompatibilitas.
Keadaan lalu lintas dikumpulkan dengan mengkombinasikan penerapan metode
deteksi objek pada CCTV publik, perhitungan tingkat kepadatan lalu lintas
berdasarkan peta digital (TomTom), aplikasi pengukur keadaan cuaca, serta aplikasi
pengukur lebar jalan. Hasil informasi ini digunakan untuk memprediksi keadaan
lalu lintas yang terjadi pada masa mendatang.
i
Dalam penelitian ini, metode prediksi keadaan lalu lintas yang digunakan adalah
Knowledge Growing Bayes Classifier. Performansi tertinggi yang dimiliki oleh
metode ini dapat mencapai 77.959%, 78.606%, 77.582%, dan 77.701% untuk
nilai akurasi, presisi, recall, dan F1 score dari seluruh ruas jalan yang diamati.
Waktu yang dibutuhkan untuk memprediksi data uji pada setiap ruas jalan dengan
menggunakan metode ini tidak lebih dari 0.4 detik. Metode ini merupakan
metode yang paling cocok digunakan dibandingkan dengan metode lain yang
diujicoba (Knowledge Growing Decision Tree dan Knowledge Growing Deep
Neural Network).
Setelah keadaan lalu lintas berhasil diprediksi, nilai tersebut dikumpulkan
bersamaan dengan informasi lainnya di mana selanjutnya dilakukan kolaborasi
dengan tingkatan preferensi kriteria dari pengendara untuk dijadikan Nkj. Nilai
kompatibilitas ditambahkan ke dalam Nkj untuk mengetahui kesesuaian lebar jalan
dan kendaraan.
Saat seluruh Nkj telah diperhitungkan, pencarian rute terpendek dilakukkan
dengan menggunakan metode Djikstra. Rute yang diperhitungkan tidak hanya rute
yang memiliki Nkj paling rendah, namun termasuk beberapa (tiga) rute alternatif
yang memiliki Nkj yang paling rendah berikutnya.
Berdasarkan hasil perhitungan rute perjalanan yang telah dilakukan, selan-
jutnya ditentukan pemilihan rute terbaik berdasarkan preferensi pengendara yang
sebelumnya digunakan pada perhitungan Nkj. Dengan menggunakan multicriteria
decision making, Fuzzy - Analytic Hierarchy Process - Express (F-AHP-Express),
rute yang terbaik direkomendasikan kepada pengendara sesuai dengan preferensi
yang ditentukannya. F-AHP-Express memiliki nilai agility paling rendah diban-
dingkan metode lain yang diuji (Fuzzy - Analytic Hierarchy Process (F-AHP) dan
Fuzzy - Analytic Hierarchy Process - Technique for Order Preference by Similarity
to Ideal Solution (F-AHP-TOPSIS)), yaitu sebesar 25 judgement.
Selain itu, metode F-AHP-Express memiliki waktu penentuan keputusan 45% lebih
cepat dibandingkan metode F-AHP dan 11% jika dibandingkan dengan F-AHP-
TOPSIS. AHP-Express juga memiliki nilai kompleksitas yang rendah, yaitu O(n).
Sementara itu, metode lainnya memiliki nilai kompleksitas sebesar O(n2).