digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kilang Dumai ditantang untuk menghadapi permasalahan kebutuhan BBM nasional dimana terdapat potensi kelebihan pasokan permintaan Gasoil sedangkan kebutuhan Gasoline tidak dapat dipenuhi oleh Perusahaan 3P, sehingga harus mengimpor Gasoline. Restrukturisasi Perusahaan 3P ke dalam Holding dan Sub-Holding membuat tantangan baru Kilang Dumai untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dengan kondisi saat ini dimana Kilang Dumai memiliki margin pengolahan yang rendah jika dibandingkan dengan kilang lainnya di Perusahaan 3P. Kondisi eksternal dan internal mempengaruhi kondisi bisnis. Kerangka PESTLE digunakan untuk menganalisa dan mengurangi ancaman serta memanfaatkan peluang, sementara analisa Porter’s five forces digunakan untuk menilai persaingan industri dan bagaimana memposisikan diri untuk sukses. Di sisi lain, kondisi internal yang terdiri dari analisa VRCN digunakan untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang aktivitas yang mengarah pada keunggulan kompetitif. Kelayakan teknis dilakukan untuk mendapatkan teknologi Bottom Upgrading Process yang paling sesuai untuk pengembangan konfigurasi unit operasi di Kilang Dumai. Simulasi tekonologi Bottom Upgrading dilakukan dengan menggunakan Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), Ebullated Hydrocracking Unit (EHCU) dan Solvent De-Asphalt Unit (SDA) untuk mengimprove Konfigurasi Unit Operasi di Kilang Dumai. Simulasi dan analisa menggunakan metode analisa scoring menghasilkan opsi terbaik pengembangan kilang Dumai yaitu dengan menerapkan teknologi RFCC kapasitas 40 MBSD. Unit RFCC baru di Kilang Dumai diharapkan dapat menambah produk gasoline tertinggi 19,41 MBSD dan menghilangkan import gasoline 8.59 MBSD serta meningkatkan margin kilang Dumai dari 6.27 USD/Barrel menjadi 7.45 USD/Barrel Crude yang diolah. Peningkatan produk Gasoline ini diharapkan dapat menurunkan Current Account Deficit (CAD) import gasoline nasional sehingga membantu mewujudkan ketahanan energi nasional Indonesia. Menggunakan asumsi umur proyek selama 20 tahun, Unit RFCC baru diperkirakan mempunyai nilai NPV di akhir periode sebesar 0,38 juta USD, IRR 21,88% (vs. Hurdle Rate > 12%), Profitability Index (PI) 2,04 (vs target >1), dan discounted payback period (PBP) selama 8,46 tahun.