digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sella Wati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER SELLA WATI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 SELLA WATI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 SELLA WATI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 SELLA WATI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 SELLA WATI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 SELLA WATI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB6 SELLA WATI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB7 SELLA WATI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB8 SELLA WATI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB9 SELLA WATI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA SELLA WATI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu kesatuan ekosistem yang unsur utamanya meliputi sumber daya alam seperti tanah, air, dan tumbuh-tumbuhan, serta sumber daya manusia sebagai pemanfaatnya. DAS Progo secara administratif berada pada wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. DAS Progo memikul beban yang berat dan di perparah dengan peningkatan kepadatan penduduk dan pemanfaatan sumber daya alam yang intensif sehingga terjadi penurunan DAS dengan gejala yang terlihat berupa banjir pada hilir DAS Progo dan keruntuhan tebing akibat abrasi dan gerusan pada hulu DAS Progo. Dusun Ngiwon merupakan salah satu wilayah pemukiman penduduk yang berada di sepanjang alur sungai Progo. Sejak tahun 1995 terjadi abrasi dan gerusan pada alur sungai ini yang mengakibatkan terjadinya perubahan morfologi sungai hingga hilangnya 3.000 meter tanah dan ± 1,5 ha lahan sawah warga. Dari tahun ke tahun keruntuhan tebing yang terjadi semakin mendekati pemukiman penduduk, untuk itu dilakukan perencanaan teknis sebagai penanggulangan dan perlindungan tebing sungai sepanjang 600 meter. Perencanaan dilakukan dengan menentukan tinggi muka air sungai pada Q10 dan menganalisis keruntuhan tebing yang terjadi melalui pemodelan HEC RAS 6.2 sehingga didapatkan tinggi muka air rata-rata 6,36 meter dan kedalaman gerusan rata-rata 1,25 meter. Dengan mempertimbangkan hasil pemodelan yang dilakukan, dinding pelindung tebing (DPT) tipe gravitasi direncanakan setinggi 9,5 meter dengan rencana anggaran biaya (RAB) Rp 30,832,000,000.00,- dan alternatif desain berupa krib setinggi 9 meter dengan RAB Rp 17,955,000,000.00,-