Peningkatan kebutuhan akan infrastruktur akibat industrialisasi dan urbanisasi
menuntut adanya solusi bidang teknik dan infrastruktur untuk mengatasi masalah
stabilitas tanah, khususnya terkait konsolidasi tanah yang dapat berdampak
langsung pada kerusakan infrastruktur. Penelitian terkait konsolidasi tanah telah
berkembang sejak teori Terzaghi (1925) hingga penggunaan metode Constant Rate
of Strain (CRS), yang lebih efisien dibanding metode Incremental Load (IL).
Namun, pengembangan instrumentasi konsolidometer modern masih menghadapi
tantangan dalam akurasi pengendalian dan waktu pengujian. Penggunaan kendali
bebas model dalam sistem konsolidometer ini didasarkan pada kesulitan untuk
menentukan model matematis yang tepat. Hal ini disebabkan oleh kompleksitas
perilaku tanah yang tidak hanya bergantung pada satu parameter fisik, tetapi juga
mencakup ketidakpastian yang inheren dalam sifat material, stratifikasi tanah, dan
batasan geometri. Ketidakpastian ini diperburuk oleh kurangnya data yang
representatif dan variasi spasial yang sering kali tidak dapat diukur secara akurat
dengan metode tradisional. Penelitian ini berhasil merancang konsolidometer CRS
yang diintegrasikan dengan Arduino dan LabVIEW untuk akuisisi data secara real-
time. Sistem ini memanfaatkan sensor seperti load cell, dial indicator dan Pressure
transmitter untuk mengontrol motor stepper. Penelitian ini menggunakan sistem
kendali bebas model Q-Learning dan membandingkannya dengan kendali On/Off
dan penambahan beban (metode tradisional). Q-Learning dalam penelitian ini
dibagi menjadi dua yaitu Hybrid Q-Learning dan Online Q-Learning. Dari hasil
pengujian yang telah dilakukan didapatkan bahwa performa kendali Q-Learning
Online yang paling baik, yaitu ESS terendah untuk tekanan dan jarak (masing-
masing 1,94% dan 0,40%), rise time tercepat untuk deformasi (8160 detik), dan
overshoot terendah yaitu 0,94% untuk tekanan dan 0% untuk deformasi.