Bali dan Nusa Tenggara berlokasi di zona transisi antara subduksi lempeng Indo-
Australia di sepanjang busur Sunda dengan tumbukan Benua Australia di sepanjang
busur Banda, sehingga memiliki seismisitas yang tinggi. Akibatnya, di utara
wilayah ini terdapat Flores Backarc Thrust dan Wetar Thrust yang beberapa kali
menyebabkan gempa besar, diantaranya gempa dan tsunami Flores tahun 1992 dan
gempa Lombok tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mencitrakan struktur
kecepatan gelombang body (Vp, Vs, dan rasio Vp/Vs) di bawah permukaan Bali
dan Nusa Tenggara. Data gempa yang digunakan sebanyak 4587 event dari katalog
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tahun 2019-2020 pada
koordinat 112o – 128o BT dan 4o – 13o LS. Berdasarkan picking ulang 4587 event
gempa, diperoleh 50857 fase gelombang P dan 16797 fase gelombang S dari 90
stasiun seismik BMKG. Penentuan lokasi hiposenter menggunakan metode Non-
Linear Location dan inversi tomografi menggunakan metode fast marching dengan
program FMTOMO. Hasil inversi tomografi menunjukkan beberapa fitur tektonik
di wilayah penelitian, diantaranya slab dan Backarc Thrust memiliki anomali Vp
positif, Vs positif, dan nilai rasio Vp/Vs negatif. Slab yang tersubduksi memiliki
sudut penunjaman sekitar 10o – 30o dari Java trench. Flores Backarc Thrust
berhasil diidentifikasi dengan citra anomali Vp positif, Vs positif, dan rasio Vp/Vs
negatif di utara Flores, memanjang dari utara pulau Flores hingga ke utara Bali pada
kedalaman sekitar 4 km hingga 50 km. Zona transisi busur Sunda-Banda berhasil
diidentifikasi menggunakan citra anomali Vp positif, Vs positif, dan rasio Vp/Vs
negatif pada sisi timur Pulau Sumba, Pulau Sawu, Pulau Rote hingga Timor bagian
barat. Di bawah zona gunungapi di wilayah penelitian ini memiliki anomali Vp
negatif, Vs negatif, dan rasio Vp/Vs positif pada kedalaman < 25 km.