digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mumpuni
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 1 Mumpuni
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 2 Mumpuni
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 3 Mumpuni
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 4 Mumpuni
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 5 Mumpuni
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 6 Mumpuni
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

PUSTAKA Mumpuni
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira


Ruang terbuka hijau merupakan komponen yang harus dimiliki pada suatu kawasan perkotaan yang mana luasannya sudah diatur dalam peraturan undang-undang. Seiring dengan perkembangan kota dan dinamika kependudukan, ketersediaan ruang terbuka hijau di Kota Tasikmalaya sampai sekarang belum terpenuhi dan dibutuhkan strategi dalam pengembangannya. Ruang terbuka hijau hadir sebagai ruang yang memberikan banyak manfaat dalam keberlanjutan sebuah kota, terutama ketika pandemic Covid-19 terjadi. Pembatasan yang diberlakukan akibat pandemic memaksa masyarakat untuk menjaga jarak dan membatasi mobilitas. Adanya krisis pandemi Covid-19 memungkinkan secara fundamental dapat mengubah persepsi dan preferensi masyarakat terhadap ruang terbuka hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam penyediaan RTH dan sejauh mana fungsi RTH sebelum dan saat Pandemi Covid- 19, serta merumuskan potensi pengembangan Infrastruktur Hijau untuk memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau pascapandemi Covid-19 di Kota Tasikmalaya berdasarkan hasil persepsi dan preferensi masyarakat. Studi ini menggunakan metode penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 100 responden. Identifikasi permasalahan dalam penyediaan RTH digunakan kerangka DPSIR (Driver, Pressure, State, Impact, and Respone). Temuan memperlihatkan bahwa permasalahan dalam penyediaan RTH dipicu beberapa faktor pendorong diantaranya yaitu pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan kawasan terbangun. Pengumpulan data untuk persepsi dan preferensi publik dilakukan kuesioner secara online dan survei langsung ke Taman Kota Dadaha. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah pengunjung RTH sebelum pandemi sebanyak 91% dan pada saat pandemi menurun menjadi 60%. Berdasarkan hasil penelitian, penduduk percaya ruang terbuka hijau sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental. Sebanyak 86% responden menganggap kunjungan ke ruang terbuka hijau memiliki dampak yang besar pada pengurangan tingkat stres. Hal tersebut memberikan buktiii empiris tentang pentingnya ruang terbuka hijau bagi penduduk, terutama selama pandemi. Rekomendasi tentang pengembangan infrastruktur hijau berdasarkan preferensi masyarakat akan dilakukan dengan mengembangkan taman kota, sedangkan pada skala mikro diprioritas dengan mengembangkan taman lingkungan dengan vegetasi berupa pohon peneduh. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa potensi infrastruktur hijau area seluas 9424,31 ha, sedangkan luas Infrastruktur Hijau jalur meningkat menjadi 471,05 ha.