1998 TS PP A A AYU OKA SARASWATI 1-BAB1.pdf
1998 TS PP A A AYU OKA SARASWATI 1-BAB2a.pdf
1998 TS PP A A AYU OKA SARASWATI 1-BAB2b.pdf
1998 TS PP A A AYU OKA SARASWATI 1-BAB3a.pdf
1998 TS PP A A AYU OKA SARASWATI 1-BAB3b.pdf
1998 TS PP A A AYU OKA SARASWATI 1-BAB4a.pdf
1998 TS PP A A AYU OKA SARASWATI 1-BAB4b.pdf
1998 TS PP A A AYU OKA SARASWATI 1-BAB4c.pdf
1998 TS PP A A AYU OKA SARASWATI 1-COVER.pdf
1998 TS PP A A AYU OKA SARASWATI 1-PUSTAKA.pdf
ABSTRAK:
Paumahan Jalan Wanara Wana saat ini merupakan lingkungan paumahan yang paling berkembang di Ubud, didukung oleh rona masyarakatnya yang dari generasi ke generasi tetap mempunyai ikatan sayang untuk mempertahankan beberapa arsitektur lama pada umah-nya, juga karena paumahan ini dibentuk oleh aktivitas ritual penghuninya.
Lingkungan binaan paumahan di Ubud saat ini sedang mengalami perkembangan dalam tata ruang dan tata bangunan. Perkembangan kotanya tidak jelas, tidak memperlihatkan adanya ruang-ruang pengarah dan penyambutan, demikian pula jaringan transportasinya. Karakter tata bangunannya juga tidak ditata dengan baik. Untuk menjaga keberlanjutan kepariwisataan serta keberlanjutan kepenghuniannya maka perlu dilakukan penataan melalui transformasi tata ruang dan tata bangunan untuk mencegah hilangnya karakter lingkungan paumahan, untuk menampung perkembangan kebutuhan masyarakat yang sedang mengalami proses modernitas serta memelihara nilai-nilai budaya tradisional di dalam masyarakat.
Penataan paumahan yang diusulkan dalam tesis memberikan nilai tambah bagi penghuni, pedagang, wisatawan dan pemerintah daerah, yang keluarannya berupa pedoman penataan yang digambarkan dalam bentuk desain konseptual, model desain maupun teknik pengembangan detail arsitektur serta teknis pembangunan fisik. Pedoman penataan ini tidak untuk memperoleh keseragaman namun untuk mempertahankan karakter paumahan.
Sebagai kecamatan yang dikelilingi oleh kecamatan yang mempunyai potensi sumber daya pertanian dan kesenian, maka posisi Kota Wisata Ubud sangat strategis selain oleh nama besarnya. Penataan terminal serta jalan lingkar kota dipergunakan untuk menata jaringan sirkulasi dan moda angkutan kota yang dilanjutkan dengan penataan peruntukan, kepadatan bangunan serta penataan ruang-ruang terbuka kota. Ruang terbuka kota berupa gerbang selamat datang, ruang terbuka penempatan agung, ruang terbuka marga yang diperkuat oleh ruang terbuka jaba .nisi dalam bentuk cangkem kodok serta ruang terbuka gerbang selamat jalan.
Konsep paumahan dua maupun tiga lantai merupakan transformasi yang diusulkan untuk menampung kebutuhan akan umah, pondok wisata dan bangunan komersial. Bangunan-bangunan bertingkat yang ada tidak dibongkar namun diperbaiki, sedangkan bangunan bale-bale dibuka dan dibangun kembali di lantai atas. Umah, pondok wisata dan bangunan komersial tersebut selanjutnya ditata sehingga berkarakter paumahan. Fasade paumahan ini didominasi oleh tembok penyengker dan pemesuan.
Konsep telajakan dipergunakan untuk penempatan bangunan komersial serta konsep rurung dipergunakan untuk pencapaian menuju bangunan komersial sehingga mendukung karakter paumahan. Prosesi sirkulasi yang selalu melalui paon berdasarkan nilai budaya tradisional yang berlaku dipergunakan dalam usulan pencapaian menuju umah, termasuk pencapaian dari pintu betelan bagi penghuni yang mempergunakan kendaraan ataupun bagi penghuni yang manula.