ABSTRAK NAOMI M N PRAYACITA 12016011
PUBLIC Dedi Rosadi COVER NAOMI M N PRAYACITA 12016011
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 1 NAOMI M N PRAYACITA 12016011
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 2 NAOMI M N PRAYACITA 12016011
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 3 NAOMI M N PRAYACITA 12016011
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 4 NAOMI M N PRAYACITA 12016011
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 5 NAOMI M N PRAYACITA 12016011
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 6 NAOMI M N PRAYACITA 12016011
PUBLIC Dedi Rosadi DAFTAR PUSTAKA NAOMI M N PRAYACITA 12016011
PUBLIC Dedi Rosadi LAMPIRAN NAOMI M N PRAYACITA 12016011
PUBLIC Dedi Rosadi
Struktur geologi Pulau Jawa yang kompleks tidak lepas dari aktivitas subduksi lempeng Indo-
Australia dan Eurasia. Sesar Baribis yang memanjang dari Subang hingga Kuningan,
merupakan salah satu hasil dari aktivitas tektonik di Jawa Barat. Selain segmen sesar yang
diduga melintasi ibukota DKI Jakarta, Sesar Baribis juga menarik untuk dipelajari karena
terdapat enam kejadian gempabumi sejak tahun 2009. Oleh karenanya, sebuah segmen dari
Sesar Baribis yang terbentang sepanjang baratlaut hingga tenggara pada Sindanglaut,
Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat menjadi objek dalam
penelitian ini. Tujuan penelitian ialah mengidentifikasi jenis pergerakan sesar, keaktifannya,
dan memetakan daerah bahaya gempabumi pada daerah penelitian.
Terdapat dua metode utama dalam penelitian ini yaitu metode penginderaan jauh yang
diimplementasikan dalam analisis geomorfologi, analisis morfometri, pemetaan geomorfologi
tektonik, dan metode DSHA (Deterministic Seismic Hazard Analysis) dalam analisis area
bahaya gempabumi. Data yang digunakan berupa Digital Elevation Model (DEM) dengan
resolusi ±8 m dari Badan Informasi Geospasial (DEMNAS), citra dari satelit Sentinel-02, dan
satelit Global Forest Cover Change (GFCC). Penelitian diawali dengan mengidentifikasi jenis
pergerakan berdasarkan perpindahan vertikal dan horizontalnya serta identifikasi geomorphic
marker dari sesar aktifnya. Selanjutnya dilakukan analisis keaktifan segmen sesar
menggunakan metode morfometri yang mencakup kurva dan integral hipsometri (HI),
knickpoints (ksn), indeks gradien panjang aliran sungai (SL) serta rasio perbandingan lebar
dasar lembah dan tinggi lembah (Vf). Tahapan akhir yaitu analisis bahaya gempabumi dengan
perhitungan percepatan pergerakan tanah (PGA/Peak Ground Acceleration) menggunakan dua
nilai magnitudo berbeda berdasarkan katalog gempabumi dari tahun 2003-2018 dan magnitudo
momen maksimum yang mampu dihasilkan. Hasil perhitungan tersebut kemudian dikonversi
ke dalam skala Modified Mercalli Intensity (MMI) untuk menunjukkan tingkat kerusakan
daerah sekitar sumber gempabumi.
Objek penelitian sepanjang 7,56 km dapat diidentifikasi sebagai sesar geser menganan dengan
dominasi perpindahan horizontal sebesar 231 m. Segmen sesar terdapat pada dua satuan
geomorfologi sekaligus yaitu satuan gawir sesar dan satuan lereng curam. Berdasarkan analisis
morfometri, segmen sesar yang diteliti terdapat pada area yang memiliki tingkat pengangkatan
dan aktivitas tektonik yang cukup aktif. Magnitudo momen maksimum yang mampu
dihasilkan oleh segmen sesar yang diteliti sebesar M 6,14. Dari hasil perhitungan magnitudo
maksimum, nilai PGA yang dihasilkan berkisar 0,23-1,70 g. Nilai tersebut menunjukkan
tingkat bahaya gempabumi yang tinggi. Pada skenario perhitungan menggunakan data katalog
gempabumi, perhitungan nilai PGA dihasilkan nilai berkisar 0,02-0,04 g yang
mengindikasikan tingkat bahaya gempabumi yang rendah.