Terdapat 40.000 data gempabumi bermagnitudo M 1,4–8,5 sepanjang April 2009
hingga Juli 2016 di sekitar wilayah Indonesia dalam katalog gempa Pusat Studi
Gempa Nasional. Pusat Studi Gempa Nasional mengidentifikasi 31 sesar aktif di
Pulau Jawa dan sekitarnya. Tingginya populasi di Pulau Jawa menjadikan pulau ini
memiliki kerentanan yang tinggi terhadap bahaya gempabumi. Identifikasi
geometri sumber gempa serta analisis bahaya gempabumi yang baik perlu
dilakukan untuk menanggulangi kerentanan yang tinggi terhadap bahaya
gempabumi ini.
Penelitian ini dilakukan di kawasan administrasi Kabupaten Pekalongan, tepatnya
12,5 km sebelah barat daya Kota Pekalongan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi geometri Sesar Baribis-Kendeng Segmen Pekalongan yang
menjadi sumber gempa di area penelitian serta menganalisis bahaya gempabumi
yang dapat ditimbulkannya. Data yang digunakan berupa data digital elevation
model (DEM), observasi lapangan, profil penampang seismik refleksi, serta katalog
gempabumi. Metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi geometri sesar berupa
studi literatur, pengindraan jauh, observasi lapangan, dan interpretasi penampang
seismik refleksi. Geometri sesar yang telah diidentifikasi digunakan sebagai
masukan dalam analisis bahaya gempabumi. Analisis bahaya gempabumi yang
berpotensi dihasilkan sesar dilakukan dengan metode analisis bahaya gempabumi
deterministik (deterministic seismic hazard analysis, DSHA).
Hasil penelitian menunjukkan keberadaan Sesar Baribis-Kendeng segmen
Pekalongan memanjang sejauh ±16 km di permukaan dengan arah jurus sesar timur
laut-barat daya serta kemiringan sesar ke arah selatan. Sesar diklasifikasikan
sebagai sesar naik dan berkorelasi dengan kejadian gempabumi pada 18 April 2018
pukul 13:28:35 WIB di Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan persamaan empiris,
sesar berpotensi menghasilkan gempabumi dengan guncangan maksimum hingga
6,4 Mw. Dengan menggunakan dua persamaan atenuasi, sesar dapat menghasilkan
nilai percepatan puncak pergerakan tanah (peak ground acceleration, PGA) hingga
0,87–0,92 g pada batuan dasar keteknikan.