digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terdapat 40.000 data gempabumi bermagnitudo M 1,4–8,5 sepanjang April 2009 hingga Juli 2016 di sekitar wilayah Indonesia dalam katalog gempa Pusat Studi Gempa Nasional. Pusat Studi Gempa Nasional mengidentifikasi 31 sesar aktif di Pulau Jawa dan sekitarnya. Tingginya populasi di Pulau Jawa menjadikan pulau ini memiliki kerentanan yang tinggi terhadap bahaya gempabumi. Identifikasi geometri sumber gempa serta analisis bahaya gempabumi yang baik perlu dilakukan untuk menanggulangi kerentanan yang tinggi terhadap bahaya gempabumi ini. Penelitian ini dilakukan di kawasan administrasi Kabupaten Pekalongan, tepatnya 12,5 km sebelah barat daya Kota Pekalongan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi geometri Sesar Baribis-Kendeng Segmen Pekalongan yang menjadi sumber gempa di area penelitian serta menganalisis bahaya gempabumi yang dapat ditimbulkannya. Data yang digunakan berupa data digital elevation model (DEM), observasi lapangan, profil penampang seismik refleksi, serta katalog gempabumi. Metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi geometri sesar berupa studi literatur, pengindraan jauh, observasi lapangan, dan interpretasi penampang seismik refleksi. Geometri sesar yang telah diidentifikasi digunakan sebagai masukan dalam analisis bahaya gempabumi. Analisis bahaya gempabumi yang berpotensi dihasilkan sesar dilakukan dengan metode analisis bahaya gempabumi deterministik (deterministic seismic hazard analysis, DSHA). Hasil penelitian menunjukkan keberadaan Sesar Baribis-Kendeng segmen Pekalongan memanjang sejauh ±16 km di permukaan dengan arah jurus sesar timur laut-barat daya serta kemiringan sesar ke arah selatan. Sesar diklasifikasikan sebagai sesar naik dan berkorelasi dengan kejadian gempabumi pada 18 April 2018 pukul 13:28:35 WIB di Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan persamaan empiris, sesar berpotensi menghasilkan gempabumi dengan guncangan maksimum hingga 6,4 Mw. Dengan menggunakan dua persamaan atenuasi, sesar dapat menghasilkan nilai percepatan puncak pergerakan tanah (peak ground acceleration, PGA) hingga 0,87–0,92 g pada batuan dasar keteknikan.