Proyek Jalan Tol Jogja – Solo merupakan salah satu proyek yang berada pada
Provinsi Jawa Tengah dan cukup rawan akan bahaya gempabumi. Salah satu akibat
dari bahaya gempabumi yaitu terjadinya likuefaksi. Likuefaksi merupakan
fenomena di saat tanah kehilangan daya dukung beserta kekuatannya yang
diakibatkan oleh beban siklik seperti gempabumi. Dampak likuefaksi dapat
menimbulkan kerugian dan kerusakan yang besar pada infrastruktur. Oleh karena
itu, diperlukan adanya analisis potensi likuefaksi pada proyek pembangunan Tol
Jogja – Solo.
Ruas 1.2 yang dilewati oleh Tol Jogja – Solo terpilih menjadi daerah penelitian
untuk dianalisis bahaya gempabumi dan potensi likuefaksinya. Berdasarkan
analisis stratigrafi, daerah penelitian berada pada Satuan Batuan Gunungapi Merapi
yang berperan sebagai endapan permukaan berumur Kuarter. Endapan Kuarter
tersebut terdiri atas beberapa material lepas seperti pasir, pasir tufaan, pasir lanauan,
dan lanau lempungan yang rawan untuk berpotensi likuefaksi.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis deterministik bahaya
gempabumi (DSHA) dari satu sumber gempa yaitu Sesar Opak Utara 1, serta
analisis potensi likuefaksi yang dihitung dengan menggunakan metode Idriss dan
Boulanger (2014) untuk data uji penetrasi standar (N-SPT) pada dua puluh tujuh
data bor. Hasil DSHA menunjukkan bahwa percepatan tanah maksimum (PGA)
pada daerah penelitian bernilai 0,3 sampai 0,5 g dengan intensitas sedang, serta
didapatkan potensi likuefaksi yang rendah yaitu sebesar 37%. Nilai tersebut
didapatkan oleh pengamatan 10 dari 27 bor yang terindikasi memiliki nilai faktor
keamanan di bawah 1 dan persentase ukuran butir halus di bawah 35%. Dari
kesepuluh bor tersebut, hanya satu bor yang termasuk kategori potensi likuefaksi
yang tinggi dan sembilan sisanya termasuk kategori potensi likuefaksi yang rendah.