digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Efektivitas struktur geologi untuk membantu aliran fluida dipengaruhi oleh faktor bentuk geometri struktur geologi tersebut dan tegasan lokal. Beberapa investigasi telah menunjukkan bahwa rekahan/sesar kritis (critically-stressed fractures) menyebabkan dilatasi dan pergeseran pada bidang rekahan sehingga dapat menjadi zona permeabel. Analisis geomekanika satu dimensi (1D) dan rekahan kritis dilakukan pada lima sumur pengembangan, ML-1, ML-2, ML-3, ML-4, dan ML-5, di Lapangan Panas Bumi Muara Laboh, Sumatra Barat, Indonesia. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan pola permeabilitas pada rekahan/sesar dan hubungannya dengan tegasan in situ saat ini. Analisis ini menggunakan data sumur yang terdiri dari log gambar, sinar gamma (GR), sonik, survei tekanan dan suhu, dan data pengeboran. Pemodelan geomekanik menerapkan estimasi nilai tegasan secara empiris menggunakan data log dan hasil uji tekanan yang dikalibrasi dengan menggunakan poligon tegasan dan fenomena kemunculan tanda-tanda kegagalan lubang bor. Analisis Mohr-Coulomb dan kriteria kegagalan digunakan untuk menentukan rekahan kritis. Hasil model geomekanika satu dimensi menunjukkan bahwa rezim tegasan in situ di lima sumur didominasi oleh rezim tegasan sesar geser dengan arah tegasan horizontal maksimum timur laut-barat daya (NE-SW) mengikuti arah tegasan medan jauh. Rekahan kritis lebih mungkin terjadi pada arah utara barat laut-selatan tenggara (NNW-SSE) dan resiprokalnya. Intensitas tinggi rekahan kritis cenderung berhubungan dengan interval produktif/feed zones sehingga menjadi indikator terbaik performa sumur.