Efektivitas struktur geologi untuk membantu aliran fluida dipengaruhi oleh faktor
bentuk geometri struktur geologi tersebut dan tegasan lokal. Beberapa investigasi
telah menunjukkan bahwa rekahan/sesar kritis (critically-stressed fractures)
menyebabkan dilatasi dan pergeseran pada bidang rekahan sehingga dapat menjadi
zona permeabel. Analisis geomekanika satu dimensi (1D) dan rekahan kritis
dilakukan pada lima sumur pengembangan, ML-1, ML-2, ML-3, ML-4, dan ML-5,
di Lapangan Panas Bumi Muara Laboh, Sumatra Barat, Indonesia. Tujuan utama
dari penelitian ini adalah untuk menentukan pola permeabilitas pada rekahan/sesar
dan hubungannya dengan tegasan in situ saat ini. Analisis ini menggunakan data
sumur yang terdiri dari log gambar, sinar gamma (GR), sonik, survei tekanan dan
suhu, dan data pengeboran. Pemodelan geomekanik menerapkan estimasi nilai
tegasan secara empiris menggunakan data log dan hasil uji tekanan yang dikalibrasi
dengan menggunakan poligon tegasan dan fenomena kemunculan tanda-tanda
kegagalan lubang bor. Analisis Mohr-Coulomb dan kriteria kegagalan digunakan
untuk menentukan rekahan kritis. Hasil model geomekanika satu dimensi
menunjukkan bahwa rezim tegasan in situ di lima sumur didominasi oleh rezim
tegasan sesar geser dengan arah tegasan horizontal maksimum timur laut-barat daya
(NE-SW) mengikuti arah tegasan medan jauh. Rekahan kritis lebih mungkin terjadi
pada arah utara barat laut-selatan tenggara (NNW-SSE) dan resiprokalnya.
Intensitas tinggi rekahan kritis cenderung berhubungan dengan interval
produktif/feed zones sehingga menjadi indikator terbaik performa sumur.