ABSTRAK Irsyad Auliya' Azhar Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Endapan Skarn Kucing Liar merupakan salah satu area prospek Cu dan Au berada
di Kompleks Batuan Beku Grasberg, Distrik Pertambangan Ertsberg. Di bawahnya,
ditemukan intrusi baru, dinamai Prospek Gajah Tidur, yang memotong intrusiintrusi
Grasberg sebelumnya. Diperlukan studi persebaran zona dan tahapan
alterasi-mineralisasi untuk mengetahui prospek di area tersebut. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui paragenesis alterasi dan mineralisasi
berdasarkan asosiasi mineral-mineral ubahan yang hadir. Lokasi penelitian ini
berada di Distrik Pertambangan Ertsberg, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua
Tengah. Daerah ini menempati koordinat 733500 mT-735200 mT dan 9549800
mU-9551000 mU, Zona UTM WGS 53 S. Penelitian dilakukan dengan
menganalisis tiga sumur bor, yaitu sumur RA12-01, MA80-53, dan IRS-01, pada
elevasi di bawah 3100 mdpl dan kedalaman lebih dari 800 m dari permukaan.
Pengamatan makroskopis, mikroskopis (sayatan tipis dan sayatan poles), disertai
analisis X-Ray Diffraction (XRD) kuantitatif dan geokimia assay dilakukan untuk
menentukan litologi, zona alterasi, dan zona mineralisasi daerah penelitian.
Berdasarkan analisis tersebut, daerah penelitian tersusun atas tujuh satuan batuan.
Lapisan-lapisan batuan sedimen yang mengalami mengalami metamorfisme kontak
dengan intrusi-intrusi membentuk satuan batuan metamorf yang dari urutan dari tua
ke muda di antaranya Satuan Metabatupasir, Satuan Hornfels, dan Satuan Marmer.
Adapun intrusi pada daerah penelitian terdiri atas empat tahap berupa batuan beku
Satuan Mikrodiorit Porfir, Satuan Monzodiorit, Satuan Monzonit Kuarsa, dan
Satuan Diorit Porfir. Alterasi hidrotermal di daerah penelitian memiliki intensitas
rendah hingga total dengan tipe endapan porfiri-skarn. Urutan paragenesis alterasi
dimulai dari intrusi tahap 1 (Satuan Mikrodiorit Porfir) yang membentuk
metamorfisme kontak dengan batuan-batuan sedimen yang diterobos.
Metasomatisme pada batuan samping terjadi sehingga membentuk zona
metasomatisme progradasi eksoskarn (Zona Garnet-Kuarsa-Diopsid) dan berlanjut
membentuk zona metasomatisme retrogradasi (Zona Overprint Flogopit-Talk dan
Anhidrit-Garnet; Zona Aktinolit-Flogopit-Talk). Intrusi tahap 2 (Satuan
Monzodiorit) hadir membentuk zona alterasi tipe endapan porfiri potasik (Zona
Kuarsa-Biotit ± Anhidrit), propilitik (Zona Overprint Klorit-Epidot dan Biotit-
Anhidrit), filik (Zona Kuarsa-Serisit ± Muskovit ± Anhidrit) dan alterasi eksoskarn
metasomatisme retrogradasi (Zona Magnetit-Anhdirit-Kuarsa). Selanjutnya, Intrusi
tahap 3 (Satuan Monzonit Kuarsa) membentuk zona alterasi potasik yang dioverprint
filik (Zona Overprint Serisit-Kalsit ± Anhidrit dan Biotit ± Anhidrit) serta
Zona Urat Kuarsa di Satuan Metabatupasir. Penurunan temperatur fluida
hidrotermal menyebabkan adanya alterasi argilik (Smektit ± Kaolinit) di daerah
yang lebih dangkal, sehingga menindih zona filik yang terbentuk sebelumnya.
Intrusi Tahap 4 (Satuan Porfiri Diorit) terbentuk dan melepaskan fluida hidrotermal
membentuk zona alterasi propilitik (Zona Klorit-Kalsit ± Epidot).
Hadir enam zona mineralisasi pada daerah penelitian yaitu Zona Pirit, Zona Pirit-
Kovelit, Zona Kalkopirit-Pirit ± Kovelit, Zona Pirit-Sfalerit-Kovelit, Zona
Magnetit, dan Zona Magnetit-Pirit-Kalkopirit. Zona mineralisasi hadir secara berkorelasi kehadiran zona alterasi endapan porfiri-skarn. Kadar potensi
mineralisasi Cu dan Ag berasosiasi dengan Zona Kalkopirit-Pirit ± Kovelit dan
Zona Magnetit-Pirit-Kalkopirit. Kadar Au tergolong rendah namun di beberapa titik
di Zona Magnetit-Pirit-Kalkopirit hadir Au>0,5 ppm.