Sistem petroleum pada tatanan fold-thrust belt sangat menarik untuk dipahami
karena 25% cadangan hidrokarbon di dunia ditemukan pada tatanan ini. Kunci
keberhasilan dari eksplorasi pada tatanan fold-thrust belt adalah pengetahuan akan
subsistem generatif, yang meliputi pembentukan dan ekspulsi hidrokarbon dari
batuan induk serta preservasi hidrokarbon di reservoir. Cekungan Seram
merupakan salah satu cekungan multihistori dengan tatanan fold-thrust belt pada
saat ini yang kaya akan hidrokarbon di Indonesia bagian timur. Oleh karena itu,
tesis ini bermaksud untuk memahami lebih dalam sistem petroleum Cekungan
Seram dengan fokus pada subsistem generatif dan preservasi. Secara lebih detail,
tesis ini bertujuan untuk menentukan karakter batuan induk dari setiap formasi,
yang meliputi kuantitas, kualitas, dan kematangan material organik, menentukan
genesa dan asal dari minyak bumi di Cekungan Seram, mempelajari keberadaan
dan efek dari proses alterasi minyak bumi pada komposisi biomarker, dan
menentukan waktu ekspulsi dari pemodelan satu dimensi. Dengan begitu, tesis ini
mengajukan model sistem petroleum baru untuk Cekungan Seram dengan
hipotesis penelitian ini adalah terdapat beberapa organofasies batuan induk di
Cekungan Seram yang mengekspulsikan beberapa famili minyak bumi dengan
komposisi biomarker spesifik di Cekungan Seram pada waktu yang berbeda,
sehingga setiap famili minyak bumi mengalami alterasi dengan intensitas yang
berbeda.
Tiga kelompok data utama, yaitu data geokimia, sumur, dan seismik dari
Cekungan Seram digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian ini. Data
geokimia diperoleh dari hasil analisis pada 529 sampel batuan sedimen dari 8
formasi berumur Trias hingga Pliosen, 48 sampel minyak bumi, dan 446 sampel
gas bumi. Sampel batuan sedimen kemudian diseleksi berdasarkan nilai karbon
organik total (TOC) sebesar 1% dan S2 sebesar 5 mg HC/g batuan induk untuk
mempertahankan kualitas data, sehingga sisa data geokimia batuan menjadi 10
data. Data minyak bumi berasal dari minyak bumi yang terakumulasi pada dua
reservoir utama, yaitu Formasi Manusela yang berumur Pra-Tersier dan Formasi
Fufa yang berumur Pliosen. Data biomarker dan isotop C13 dari sampel minyak
bumi yang diambil dari Lapangan Lofin, Nief, Oseil, dan Bula dianalisis secara
kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui genesa dan asal dari minyak bumi
serta keberadaan alterasi hidrokarbon. Analisis statistik multivariat dengan
metode hierarchical clustering analysis (HCA) juga dilakukan pada sampel
minyak bumi karena data geokimia yang kompleks. Sebagai tambahan, genesa
dari gas bumi dari Cekungan Seram diinterpretasikan berdasarkan data isotop
metana, etana, dan deuterium.
Untuk pemodelan cekungan satu dimensi, data sumur yang meliputi data
kedalaman, litologi, mud log, biostratigrafi, petrofisika, petrografi, dan laporan
pengeboran diintegrasikan sebagai masukan dalam pemodelan. Sebelumnya,
ketebalan dan posisi stratigrafi asli dari setiap formasi direkonstruksi ulang dari
analisis palinspastik pada data seismik terinterpretasi. Hal ini disebabkan oleh
pembentukan sesar anjak pada umur Neogen yang “merusak” ketebalan dan posisi
stratigrafi asli unit batuan di Cekungan Seram. Model satu dimensi kemudian
dikalibrasi dengan data porositas yang didapat dari log sonik, data bottom hole
temperature, dan data reflektansi vitrinit untuk memastikan bahwa litologi dan
gradien geotermal yang menjadi masukan sudah valid.
Berbeda dengan pemahaman sebelumnya, dengan mengkombinasikan analisis
geokimia dan geohistori terintegrasi, tesis ini menunjukkan bahwa Formasi
Saman-Saman, yang merepresentasikan fasies karbonat laut dalam, dan Formasi
Manusela, yang merepresentasikan fasies karbonat laut dangkal, diperkirakan
telah berperan sebagai batuan induk efektif di Cekungan Seram. Formasi Saman-
Saman, yang secara paleogeografi terletak lebih selatang, matang terlebih dahulu
sehingga mengekspulsikan Famili A, minyak bumi dengan karakter karbonat laut
dalam. Kemudian, deformasi Neogen menyebabkan kebocoran minyak bumi,
sehingga Famili A mengalami migrasi tersier ke Formasi Fufa. Hal ini didukung
dengan analisis geohistori dan palinspastik. Pemodelan juga menunjukkan bahwa
Formasi Manusela mengekspulsikan Famili B, minyak bumi dengan karakter
karbonat laut dangkal, pada umur yang lebih muda.
Sebagai tambahan, tesis ini juga memperlihatkan keberadaan proses alterasi
minyak bumi di Cekungan Seram yang belum pernah dibahas oleh penelitian
sebelumnya. Proses alterasi minyak bumi seperti biodegradasi, cuci air (water
washing), migrasi-fraksionasi (gas washing), dan migrasi-kontaminasi telah
mengubah komposisi minyak bumi di Cekungan Seram. Sebagai rangkuman, tesis
ini memperbaharui dan secara signifikan meningkatkan konsep sistem petroleum
sebelumnya di Cekungan Seram yang telah diterima sejak tahun 1980an. Selain
itu, tesis ini memberikan implikasi yang besar untuk studi pemodelan cekungan
selanjutnya serta kemungkinan play eksplorasi baru di Cekungan Seram dan
daerah sekitarnya.