Lapangan PS terletak di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan. Secara
geologi, daerah penelitian termasuk dalam Cekungan Sumatra Selatan. Lapangan PS
merupakan salah satu lapangan gas terbesar di Indonesia. Penelitian bertujuan mengetahui
karakter geokimia organik batuan induk, mengetahui karakter geokimia gas hidrokarbon,
dan menginterpretasikan korelasi antara batuan induk dan gas hidrokarbon di Lapangan PS. Analisis geokimia organik dilakukan pada 61 sampel yang diseleksi berdasarkan nilai
TOC>1% menjadi 38 sampel untuk menentukan kuantitas/kekayaan, tipe, dan kematangan
material organik. Analisis geokimia gas menggunakan 4 sampel gas yang terdiri dari data
komposisi gas, isotop karbon dan isotop hidrogen untuk dikorelasikan dengan batuan induk
berdasarkan tipe pembentukan (genesis) dan lingkungan pengendapannya. Sampel batuan
yang diteliti berasal dari Formasi Lower Palembang, Telisa, Baturaja, dan Lower Talangakar.
Hasil analisis geokimia menunjukkan bahwa Formasi Lower Talangakar termasuk batuan
induk efektif, Formasi Lower Palembang dan Formasi Telisa termasuk batuan induk
potensial, dan Formasi Baturaja tidak berpotensi sebagai batuan induk. Formasi Lower
Palembang memiliki kadar TOC 1,03-55,29%; S2 0,93-138,12 mg HC/g batuan kerogen tipe
II-III; dan belum matang. Formasi Telisa memiliki kadar TOC 1,02-1,28%; S2 0,37-2,59 mg
HC/g batuan; kerogen tipe II/III-III; dan belum matang. Formasi Baturaja memiliki kadar
TOC 1,02-1,36%; S2 0,05-0,35 mg HC/g batuan; tipe IV; dan belum matang. Formasi Lower
Talangakar memiliki kadar TOC 1,23-1,66%; S2 0,2-0,66 mg HC/g; kerogen tipe III; dan
awal matang. Berdasarkan analisis geokimia gas, gas hidrokarbon di daerah penelitian
tergolong dalam satu famili gas yang sama, berjenis gas termogenik, non-associated gas, dan tergolong jenis gas kondensat. Kematangan gas mencapai tingkat kematangan akhir
matang (1,0-1,35% Ro). Gas dihasilkan dari material organik campuran yakni tipe II
(material organik laut) dan tipe III (material organik darat) yang berasal dari Formasi Lower
Talangakar dengan lingkungan pengendapan transisi-laut.