ABSTRAK Agung Mahendra
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Agung Mahendra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Agung Mahendra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Agung Mahendra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Agung Mahendra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Agung Mahendra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Agung Mahendra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Korosi merupakan peristiwa destruktif yang dapat terjadi pada setiap logam dan
menimbulkan banyak kerugian. Untuk itu, perlunya pengendalian korosi untuk
meminimalkan kerugian tersebut. Salah satu metode pengendalian korosi adalah
penggunaan inhibitor korosi. Inhibitor korosi yang sedang banyak dikembangkan
adalah inhibitor dari bahan organik, seperti kulit buah. Kulit buah rambutan adalah
salah satu limbah yang banyak ditemukan di Indonesia sehingga cocok untuk
dimanfaatkan lebih lanjut menjadi inhibitor korosi. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui efisiensi inhibisi ekstrak kulit rambutan pada baja
ASTM A36 di lingkungan HCl 1 M.
Penelitian ini menggunakan metode uji perendaman, uji elektrokimia, karakterisasi
permukaan, dan karakterisasi senyawa organik. Uji perendaman dilakukan selama
24 jam di suhu ruang dan 6 jam di variasi temperatur dengan variasi konsentrasi
inhibitor 0, 2, 4, 6, dan 8 g/L, serta variasi temperatur 25oC, 30oC, 40oC, dan 50oC.
Uji elektrokimia meliputi uji open circuit potential (OCP) untuk melihat kestabilan
sistem dan kecenderungan korosi, electrochemical impedance spectroscopy (EIS)
untuk menentukan efisiensi inhibisi dan rangkaian listrik ekuivalen, dan
potentiodynamic polarization (PDP) untuk menentukan laju korosi, efisiensi
inhibisi, dan tipe inhibitor. Terakhir, terdapat karakterisasi berupa karakterisasi
permukaan menggunakan scanning electron microscope (SEM) dan karakterisasi
senyawa organik menggunakan fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR)
dan ultraviolet-visible spectroscopy (UV-Vis).
Dari uji perendaman dapat diketahui pengaruh penambahan konsentrasi inhibitor
adalah menaikkan efisiensi inhibisinya hingga konsentrasi optimumnya. Efisiensi
optimum didapat pada konsentrasi 6 gpl dengan nilai efisiensi 92,6%. Model
isoterm adsorpsi yang cocok untuk percobaan ini adalah model Langmuir dan
model Freundlich. Perhitungan nilai perubahan energi bebas adsorpsi menunjukkan
inhibitor ini mengalami mekanisme adsorpsi fisik (fisisorpsi). Uji OCP
membuktikan kehadiran inhibitor dapat menurunkan kecenderungan logam untuk
terkorosi. Dari uji EIS didapat efisiensi optimum ada pada konsentrasi inhibitor 6
gpl dengan nilai efisiensi 86,9% dan rangkaian listrik ekuivalennya adalah [Rs-
(Rp/CPE)]. Dari uji PDP didapat efisiensi optimum ada pada konsentrasi 6 gpl
dengan nilai efisiensi 91,8% dan dapat diidentifikasi inhibitor ekstrak kulit
rambutan adalah inhibitor tipe campuran (mixed-type inhibitor). Uji SEM
membuktikan inhibitor dapat mengurangi dampak korosi pada permukaan baja. Uji
FTIR dan UV-Vis membuktikan senyawa organik pada inhibitor berperan dalam
mengurangi laju korosi logam.