digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK: Sebagai perusahaan informasi dan komunikasi (infocom) yang terbesar di Indonesia, Telkom didukung oleh Divisi Infratel untuk mengelola seluruh infrastruktur yang diperlukan dalam menyelenggarakan jasa dan akses infocom. Pertumbuhan industri telekomunikasi berkembang secara pesat, pembaharuan teknologi, persaingan pangsa pasar memaksa perusahaan untuk mengkaji risiko operasi industri. Risiko operasi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Perlu adanya proses pembentukan model risiko operasi untuk memetakan risiko dan merencanakan skenario untuk mengatasi risiko risiko yang mungkin terjadi. Untuk mengakomodasi sistem manajemen risiko berbasis Sarbane Oxley Act (SOA), maka manajemen risiko yang ada dan menggunakan sistem job description dibuat proses bisnis dari setiap kegiatannya. Tujuan hal ini adalah untuk memudahkan penelurusan risiko yang terjadi dan penanganannya. Dari analisa tingkat kegawatan didapatkan satu risiko paling penting, sembilan risiko penting, lima risiko biasa, dan dua risiko rendah Perhatian difokuskan ada risiko risiko utama yaitu risiko yang terletak pada level sangat penting (extreme) dan penting (high). Skenario penanganan risiko akan dibagi tiga berdasarkan waktu terjadinya yaitu pencegahan yaitu mengurangi kemungkinan risiko itu mungkin terjadi, mengatasi risiko yang telah terjadi atau mitigasi risiko, dan recovery yaitu mengembalikan kondisi semula dari dampak risiko yang telah terjadi.