BAB 1 Riamizar Surya Baihaqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Riamizar Surya Baihaqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Riamizar Surya Baihaqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Riamizar Surya Baihaqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Riamizar Surya Baihaqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Riamizar Surya Baihaqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Proses pengolahan bijih nikel dan bijih besi di Indonesia sebagian besar
menggunakan jalur pirometalurgi untuk memproduksi nikel dan baja. Produksi
nikel dan baja menggunakan electric arc furnace membutuhkan energi yang besar.
Pada proses peleburan di electric arc furnace dilakukan pada temperatur tinggi
sehingga membutuhkan material refraktori. Material refraktori memiliki ketahanan
yang baik dari tekanan dan reaksi kimia pada temperatur tinggi. Material refraktori
yang berinteraksi dengan terak akan bereaksi dan mengalami degradasi. Pada
penelitian ini, dilakukan simulasi perpindahan panas menggunakan computational
fluid dynamics untuk menentukan material refraktori dan degradasi dinding
refraktori agar perpindahan panas tidak merusak lapisan baja. Simulasi perpindahan
panas dilakukan pada electric arc furnace sehingga diperoleh profil dan distribusi
temperatur pada dinding refraktori.
Serangkaian simulasi dilakukan dengan ANSYS Fluent. Geometri yang digunakan
adalah electric arc furnace dengan tinggi 7 m, diameter dalam dan luar masingmasing
17,66 m dan 18 m. Refraktori yang digunakan magnesia, alumina krom,
highalumina, dan fireclay. Kondisi batas temperatur tetap pada permukaan dinding
pada bagian dalam dan dinding pada permukaan luar diasumsikan terjadi konveksi
dan radiasi menuju temperatur 30°C. Simulasi dilakukan pada material magnesia,
alumina krom, dan highalumina pada antarmuka terak dan refraktori. Kemudian,
dilakukan simulasi pada variasi degradasi refraktori sebesar 46 mm, 68 mm dan 100
mm pada antarmuka terak dan refraktori. Hasil simulasi ini, akan diperoleh profil
dan distribusi temperatur pada dinding refraktori, kemudian ditentukan batas
degradasi maksimum refraktori.
Pada simulasi perpindahan panas pada variasi material refraktori diperoleh material
magnesia mampu menurunkan temperatur pada dinding refraktori lebih besar
dibandingkan material lain. Pada material magnesia mampu menghantarkan panas
pada jarak 9,605 m hingga temperatur 317,1 K, sedangkan material alumina krom
hingga temperatur 420,2 K dan material highalumina sampai temperatur 477,4 K.
Pada simulasi degradasi dinding refraktori diperoleh temperatur pada posisi x=9,5
m sebesar 529 K pada degradasi 100 mm. Temperatur maksimal yang diizinkan
untuk batas operasi pada lapisan baja bagian dalam sekitar 250°C (523 K).
Berdasarkan hasil simulasi dilakukan material refraktori magnesia memiliki
kemampuan yang baik dalam proses perpindahan panas dan batas degradasi
maksimum dinding refraktori sebesar 100 mm.