digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Abu Davi
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Abu Davi
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Abu Davi
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Abu Davi
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Abu Davi
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Abu Davi
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Abu Davi
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Abu Davi
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati (BIJB) dan Kawasan Aerocity yang memiliki luas sekitar 5000 Ha akan mempengaruhi pola perkembangan tutupan lahan terbangun. Kawasan ini terletak di Kecamatan Kertajati yang mana termasuk ke dalam Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kertajati yang terdiri dari Kecamatan kertajati, Jatitujuh, dan Ligung. Kawasan BIJB Kertajati Aerocity yang terdiri atas kawasan bandara dan kawasan infrastruktur pendukungnya ini akan menjadi salah satu faktor utama pada semakin banyaknya pertumbuhan lahan terbangun di PKL Kertajati. Lebih jauh lagi, BIJB telah ditetapkan menjadi salah satu titik pembangunan dari Kawasan Rebana dalam Permen ATR No.11 Tahun 2021. Hal itu menyebabkan adanya indikasi bahwa pembangunan infrastruktur dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pusat-pusat kegiatan yang baru terutama di wilayah sekitarnya. Tentu saja hal ini akan secara langsung mempengaruhi rencana pola ruang jika terjadi adanya indikasi ketidaksesuaian rencana dengan pertumbuhan wilayah di masa yang akan datang. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dari pembangunan BIJB Kertajati terhadap pertumbuhan tutupan lahan terbangun dan implikasinya terhadap rencana pola ruang. Penelitian ini akan dilakukan dengan cara melakukan dua pemodelan di wilayah PKL Kertajati selama tiga puluh tahun ke depan, yang mana skenario pertama adalah mensimulasikan tutupan lahan PKL Kertajati jika tidak ada pembangunan Kawasan BIJB Kertajati, sehingga pembeda dari skenario kedua adalah faktor-faktor yang ada di kawasan bandara dan aerocity. Metodologi penelitian ini akan menggunakan teknik pemodelan hybrid antara multilayer perceptron neural network dan markov chain cellular automata yang merupakan pemodelan berbasis sel/piksel dan jaringan syaraf tiruan. Digunakan data berupa citra satelit dan shapefile dari faktor pendorong yang kemudian diolah menggunakan ArcGIS dan kemudian dilakukan pemodelan menggunakan Terrset Idrisi Selva. Setelah itu hasil dari kedua skenario model akan dilakukan komparasi terkait perbedaan berdasarkan aspek pertambahan lahan terbangun dan pergeseran pusat pertumbuhan. Selain itu akan dilakukan juga komparasi dengan peta pola ruang Kabupaten Majalengka di PKL Kertajati untuk melihat kesesuaian dengan rencana pembangunan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembangunan Kawasan BIJB Kertajati Aerocity dapat meningkatkan perkembangan lahan terbangun dan menggeser titik pusat pertumbuhan dari Kecamatan Ligung ke arah Kecamatan Kertajati. Hal ini perlu dikendalikan karena terdapat temuan adanya pertumbuhan lahan terbangun di kawasan lindung. Implikasinya, harus diadakan penyiapan infrastruktur di wilayah delineasi untuk mengakomodasi terjadinya pertumbuhan wilayah tersebut. Diperlukan juga adanya peninjauan kembali RTRW Kabupaten Majalengka terkait dijadikannya BIJB sebagai salah satu titik pembangunan Kawasan Rebana