Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati (BIJB) dan Kawasan
Aerocity yang memiliki luas sekitar 5000 Ha akan mempengaruhi pola perkembangan
tutupan lahan terbangun. Kawasan ini terletak di Kecamatan Kertajati yang mana
termasuk ke dalam Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kertajati yang terdiri dari Kecamatan
kertajati, Jatitujuh, dan Ligung. Kawasan BIJB Kertajati Aerocity yang terdiri atas
kawasan bandara dan kawasan infrastruktur pendukungnya ini akan menjadi salah
satu faktor utama pada semakin banyaknya pertumbuhan lahan terbangun di PKL
Kertajati. Lebih jauh lagi, BIJB telah ditetapkan menjadi salah satu titik
pembangunan dari Kawasan Rebana dalam Permen ATR No.11 Tahun 2021. Hal itu
menyebabkan adanya indikasi bahwa pembangunan infrastruktur dapat menyebabkan
terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pusat-pusat kegiatan yang baru terutama
di wilayah sekitarnya. Tentu saja hal ini akan secara langsung mempengaruhi
rencana pola ruang jika terjadi adanya indikasi ketidaksesuaian rencana dengan
pertumbuhan wilayah di masa yang akan datang. Maka, penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi pengaruh dari pembangunan BIJB Kertajati terhadap pertumbuhan
tutupan lahan terbangun dan implikasinya terhadap rencana pola ruang. Penelitian
ini akan dilakukan dengan cara melakukan dua pemodelan di wilayah PKL Kertajati
selama tiga puluh tahun ke depan, yang mana skenario pertama adalah
mensimulasikan tutupan lahan PKL Kertajati jika tidak ada pembangunan Kawasan
BIJB Kertajati, sehingga pembeda dari skenario kedua adalah faktor-faktor yang ada
di kawasan bandara dan aerocity. Metodologi penelitian ini akan menggunakan teknik
pemodelan hybrid antara multilayer perceptron neural network dan markov chain
cellular automata yang merupakan pemodelan berbasis sel/piksel dan jaringan syaraf
tiruan. Digunakan data berupa citra satelit dan shapefile dari faktor pendorong yang
kemudian diolah menggunakan ArcGIS dan kemudian dilakukan pemodelan
menggunakan Terrset Idrisi Selva. Setelah itu hasil dari kedua skenario model akan
dilakukan komparasi terkait perbedaan berdasarkan aspek pertambahan lahan
terbangun dan pergeseran pusat pertumbuhan. Selain itu akan dilakukan juga
komparasi dengan peta pola ruang Kabupaten Majalengka di PKL Kertajati untuk
melihat kesesuaian dengan rencana pembangunan. Hasil analisis menunjukkan
bahwa pembangunan Kawasan BIJB Kertajati Aerocity dapat meningkatkan
perkembangan lahan terbangun dan menggeser titik pusat pertumbuhan dari
Kecamatan Ligung ke arah Kecamatan Kertajati. Hal ini perlu dikendalikan karena
terdapat temuan adanya pertumbuhan lahan terbangun di kawasan lindung.
Implikasinya, harus diadakan penyiapan infrastruktur di wilayah delineasi untuk
mengakomodasi terjadinya pertumbuhan wilayah tersebut. Diperlukan juga adanya
peninjauan kembali RTRW Kabupaten Majalengka terkait dijadikannya BIJB sebagai
salah satu titik pembangunan Kawasan Rebana