Penyebaran hepatitis B terus meningkat setiap tahun karena dapat menyerang bayi maupun dewasa. Setelah terinfeksi, orang tersebut dapat menjadi pembawa penyakit hepatitis B sehingga memerlukan sistem penghantaran antigen yang kuat dan aman. Imunogenitas antigen menghasilkan respon imun yang rendah yang dapat ditingkatkan dengan penggunaan adjuvan. Sediaan nanopartikel vaksin HBsAg bersama dengan adjuvan dikembangkan untuk optimisasi efikasinya. Phyllanthus niruri L. digunakan sebagai imunostimulator akan diuji dan dibandingkan aktivitasnya sebagai adjuvan untuk HBsAg. Nanopartikel dibuat dengan metode gelasi ionotropik menggunakan polimer kitosan dengan natrium tripolifosfat sebagai cross linker. Sebanyak IOgg HBsAg dimasukkan kedalam nanopartikel dan dosis PN yang digunakan yaitu 150; 250 dan 350 gg, HBsAg tunggal atau kombinasi HBsAg-P.niruri dimasukkan kedalam nanopartikel kemudian dilakukan karakterisasi berupa ukuran partikel, dan indeks polidispersi. Efisiensi penjerapan HBsAg dan PN masing-masing ditentukan menggunakan pewarnaan silver pada SDS-PAGE dan spektrofotometri UV dengan kuersetin sebagai marker. Uji imunitas nanopartikel loading HBsAg tunggal maupun kombinasi HBsAg-PN dilakukan secara in vitro terhadap sel dendritik menggunakan flow cytometry. Parameter yang diamati adalah pembentukan molekul co-stimulatory CD86. Ukuran nanopartikel HBsAg (NP-H) yang diperoleh yaitu 179 nm sedangkan nanopartikel PN (NP-PN) antara 295-463 nm, saat HBsAg dikombinasi dengan PN (NP-HPN) ukurannya sekitar 230-270 nrn, Efisiensi penjerapan yang diperoleh baik HBsAg maupun PN menunjukkan hasil yang optimal. Efisiensi penjerapan HBsAg delam NP-H sekitar 81% sedangkan saat dikombinasi (NP-HPN) >97%. Selanjutnya, Efisiensi penjerapan PN dalam NP-PN lebih dari 81 % sementara NP-HPN pada rentang 63-70%. Hasil uji in vitro menujukkan adanya maturasi sel dendritik namun untuk penggunaannya sebagai adjuvan belum menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05) terhadap nanopartikel HBsAg.