COVER - Zul Khoiron.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I - Zul Khoiron.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II - Zul Khoiron.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III - Zul Khoiron.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV - Zul Khoiron.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V - Zul Khoiron.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Zul Khoiron Nst
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang sangat besar dan memiliki cadangan minyak, gas dan batubara yang signifikan. Bahan bakar fosil berkontribusi sebesar 94% terhadap bauran energi nasional, yang terdiri atas 47% berbasis minyak bumi, 21% gas bumi, dan 26% batubara. Pertumbuhan konsumsi energi fosil yang tinggi akan menimbulkan masalah lingkungan, khususnya emisi CO2 yang tinggi bisa menyebabkan pemanasan global. Salah satu kegiatan prioritas dalam pengurangan emisi gas rumah kaca di bidang energi adalah meningkatkan porsi penggunaan energi baru dan terbarukan dalam bauran energi primer nasional. Indonesia memiliki cadangan sumber energi terbarukan yang melimpah dan potensi yang sangat besar untuk mengembangkan dan menggunakan sumber energi bersih seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) (75.000 MW), panas bumi (29.164 MW), biomassa (49.810 MW), laut (46 GW), surya (4.80 kWh m2/s), dan energi angin (3 m/s sampai 6 m/s). Besar potensi diatas bisa digunakan sebagai sumber energi listrik di beberapa daerah seperti daerah pesisir dan pedesaan masih menghadapi krisis listrik dengan permintaan listrik lebih tinggi dari pasokan atau tidak ada pasokan listrik ke daerah-daerah tersebut termasuk Kepulauan Bawean. Kepulauan Bawean memiliki kondisi topografi yang memiliki banyak aliran sungai sehingga memiliki potensi hydropower sebagai pemasok listriknya. Konsep hydropower memerlukan dua parameter yaitu debit air dan ketinggian jatuh (head) untuk menghasilkan energi. Debit dihitung menggunakan metode Soil Conservation Service - Curve Number (SCS-CN) yaitu metode pendekatan untuk perhitungan yang mengkaitkan beberapa kondisi fisik Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu tutupan lahan (land cover) dan jenis tanah. Head didapatkan dari pengolahan slope (kemiringan). Kepulauan Bawean memiliki potensi hydropower yang bervariasi setiap bulannya. Potensi hydropower maksimum terjadi pada bulan Januari (puncak periode musim hujan) yang didominasi pada skala Mikro Hidro PLTMH Kelas A (daya yang dihasilkan 5 s/d 100 kW), sedangkan potensi minimum terjadi pada bulan Agustus (puncak periode musim kemarau) yang didominasi pada skala Piko Hidro (daya yang dihasilkan s/d 5 kW). Hal tersebut menunjukkan Kepulauan Bawean memiliki potensi hydropower skala kecil baik Piko maupun Mikro Hidro yang nantinya bisa digunakan sebagai salah satu sumber listrik untuk mencukupi kebutuhan energi listrik di Kepulauan Bawean.