digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER - Claresta Evadne Idelia.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Claresta Evadne Idelia.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Claresta Evadne Idelia.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Claresta Evadne Idelia.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Claresta Evadne Idelia.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Claresta Evadne Idelia
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Claresta Evadne Idelia.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Claresta Evadne Idelia.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Garam industri adalah garam yang memiliki kandungan NaCl tinggi atau memiliki kemurnian tinggi. Kebutuhan garam industri di Indonesia pada tahun 2021 menurut Kementerian Perindustrian adalah 4,6 juta ton, sedangkan penyerapan garam dari petani yang akan digunakan di sektor industri hanya 1,5 juta ton. Garam industri dibuat dengan menggunakan metode evaporasi dan rekristalisasi saat ini dinilai masih kurang efisien dari segi energi dalam memproduksi garam. Teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi garam industri adalah teknologi nanofiltrasi (NF) sebagai perlakuan awal dan membran distilasi-kristalisasi (MDC). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memproduksi garam industri berkualitas tinggi dengan menggunakan teknologi membran. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi operasi terhadap perolehan dan kemurnian kristal garam dengan menggunakan membran NF dan MDC. Penelitian ini menggunakan larutan RO brine model yang diberi perlakuan awal menggunakan NF selama 3 jam. Variasi kondisi pada membran NF adalah tekanan operasi 3, 5, dan 7 bar. Pemekatan larutan garam dan kristalisasi dilakukan dengan MDC pada temperatur 70°C. Pada MDC, dilakukan dengan variasi aerasi dan variasi penambahan benih 0,19 gram kristal NaCl, dan variasi konsentrasi akhir larutan umpan 350 g NaCl/L dan 400 g NaCl/L. Hasil percobaan menunjukkan bahwa operasi dengan tekanan 5 bar memiliki nilai rejeksi ion paling tinggi, yaitu 65% untuk Ca2+ dan Mg2+, serta 8% untuk Na+. Pada operasi MDC, penambahan aerasi berpengaruh untuk meningkatkan fluks perpindahan massa permeat, dan penambahan benih NaCl pada operasi membran distilasi-kristalisasi berpengaruh signifikan dalam meningkatkan terbentuknya kristal garam. Kondisi operasi yang paling baik untuk membentuk kristal garam dan menekan terbentuknya foulant pada permukaan membran adalah percobaan dengan aerasi dan penambahan benih sebanyak 0,19 gram dengan kristal garam yang terbentuk 75 kali lebih banyak dibandingkan percobaan tanpa perlakuan. Variasi dengan mengkonsentrasi larutan hingga zona supersaturasi, penambahan benih serta aerasi merupakan kondisi paling baik untuk menghasilkan kristal garam yang banyak, dengan kemurnian kristal garam NaCl sebesar 95,1% yang melebihi standar SNI untuk garam industri.