digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Fakhri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Muhammad Fakhri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Muhammad Fakhri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Muhammad Fakhri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Muhammad Fakhri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Muhammad Fakhri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Muhammad Fakhri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Muhammad Fakhri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Menyiasati tujuan pembangunan berkelanjutan yang akan dicapai pada tahun 2030, pemerintah Indonesia terus berbenah demi menjaga kelangsungan perekonomian negara pasca pandemi COVID-19. Pemerintah mencanangkan konsep baru yaitu konsep ekonomi sirkular yang berarti efektivitas penggunaan sumber daya alam sebagai bahan baku sebuah produk yang sisa hasil konsumsi akhirnya dapat digunakan kembali untuk membuat produk yang serupa dan proses tersebut diulang secara terus menerus sehingga prosesnya berjalan secara sirkular dan dapat mengurangi limbah atau sisa dari hasil konsumsi. Ekonomi sirkular dapat dicapai dengan pendekatan 5R yaitu reduce, reuse, recycle, refurbish, dan renew. Ada lima sektor potensial untuk menjalankan ekonomi sirkular, salah satunya adalah sektor tekstil yang menjadi penyumbang limbah terbesar ke-empat dalam skala nasional. Wilayah yang juga terkenal akan produksi tekstil yang melimpah yaitu Kota Bandung dengan berbagai produk khas lainnya. Salah satu wilayah di Kota Bandung telah ditetapkan menjadi kawasan industri tekstil, yaitu Sentra Rajut Binong Jati atau yang sekarang biasa disebut dengan Kampoeng Radjoet yag juga terkenal akan idnsutri rumahan atau UMKM-nya yang bergerak di sektor tekstil. Perkembangan sentra tersebut yang semakin meningkat juga harus diiringi dengan terobosan baru dalam bidang ekonomi sirkular, salah satunya adalah konsep ekonomi sirkular menggunakan pendekatan 5R. Sentra Rajut Binong Jati perlahan sudah mulai mengarah kepada konsep tersebut sebaga upaya untuk mengurangi limbah dan juga mengefisiensikan penggunaan sumber daya yang ada. Namun ada beberapa hal yang juga perlu ditingkatkan seperti pengelolaan limbah yang lebih terstruktur dan sistematis, serta mulai beralih kepada penggunaan sumber daya atau energi yang terbarukan (renewable resources) untuk mencapai sirkularitas yang utuh. Dukungan pemerintah juga sangat penting dalam mengembangkan konsep ekonomi sirkular sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Meskipun sudah ada upaya ataupun dukungan pemerintah terkait hal ini, penerapan ekonomi sirkular juga tentunya perlu diprakarsai oleh seluruh elemen yang ada di sebuah wilayah.