Ketergantungan Provinsi Bali pada pembangkit yang berada di Pulau Jawa dalam pemenuhan kebutuhan regional bukanlah fakta yang menggembirakan, berpotensi membawa Bali dalam kondisi krisis energi sewaktu-waktu. Menurut Kementerian ESDM, Provinsi Bali menerima suplai 350 MW dari PLTU Paiton di Jawa Timur.
Dengan topografi regional yang berbukit, Pulau Bali memiliki cukup banyak lokasi potensial untuk mengembangkan hydropower. Dengan menggunakan hydropower sebagai sumber energi alternatif, Pulau Bali juga akan berperan dalam target capaian bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) Indonesia. Berdasarkan Statistik Ketenagalistrikan 2020, bauran EBT belum mencapai 15%. Sedangkan target nasional bauran EBT pada tahun 2025 adalah 23%.
Tingginya investasi awal yang perlu dikeluarkan dalam identifikasi potensi hydropower merupakan salah satu penghambat dalam usaha percepatan pengembangan hydropower. Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, pada studi ini dilakukan kajian potensi hydropower dengan memanfaatkan data global. Model Soil and Water Assessment Tool (SWAT) dapat memprediksi debit dalam suatu DAS menggunakan input data global Climate Forecast System Reanalysis (CFSR). Agar didapatkan hasil yang valid, data CFSR perlu dikoreksi dengan data observasi yang tersedia. Head pada suatu lokasi dapat ditelusuri dari data Digital Elevation Model (DEM) yang bersumber dari Merit Hydro menggunakan algoritma penelusuran headrace yang meminimalisir headloss. Evaluasi dilakukan pada setiap grid rencana waterway sehingga diperoleh rasio panjang saluran pembawa terhadap head terminimum. Titik potensial ditentukan berdasarkan potensi terbesar pada setiap interval 3 Km panjang sungai, yang mana potensi daya merupakan fungsi dari head, debit, percepatan gravitasi, massa jenis air, dan efisiensi system.
Simulasi SWAT dengan menggunakan data CFSR yang telah terkoreksi menghasilkan debit dengan koefisien Nash Sutcliffe Efficiency (NSE) dapat diterima namun tidak memuaskan. Pada percobaan lainnya, simulasi juga dilakukan dengan variasi data global berbeda ataupun dengan data observasi bersumber dari stasiun debit lainnya. Namun, NSE paling optimal diperoleh pada simulasi dengan CFSR terkoreksi yang dikalibrasi pada AWLR Yeh Empas Celangi. Total potensi
hydropower yang diperoleh pada studi ini mencapai 424 MW yang tersebar di seluruh Pulau Bali.