Dikarenakan kondisi geografis, Indonesia memiliki kecepatan angin yang rendah
(1.3-6.3 m/s), terlebih di ibu kota Jakarta (2.8-3.35 m/s) [28]. Hal ini mengakibatkan
kurangnya pemanfaatan energi angin di Indonesia [5] dikarenakan 3.3-3.8 m/s kecepatan
angin dibutuhkan untuk memutar turbin angin, dan 13.88-16.67 m/s dibutuhkan untuk
memanfaatkan kapasitas maksimalnya.
Tugas akhir ini mengajukan ide pemanfaatan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta,
dan ketinggian lokasi untuk menghasilkan kecepatan angin yang lebih cepat, dengan
menggunakan jalur layang kereta. Pemanfaatan energi angin dilakukan menggunakan
turbin angin Savonius berdasarkan penyesuaian dengan kondisi Indonesia [18], [19].
Spesifikasi turbin angin tersebut ditentukan melalui tinjauan Pustaka dan simulasi
menggunakan ANSYS Fluent. Kelayakan daripada ide tersebut ditentukan berdasarkan
daya yang dihasilkan, keamanan & pemeliharaan, dan juga biaya & keuntungan daripada
ide tersebut jika direalisasikan.
Dapat disimpulkan bahwa ide tersebut layak, namun beberapa kompromi butuh
dilakukan. Terdapat 260-unit turbin angin yang dapat dipasang di jalur kereta diantara
stasiun Lebak Bulus - Fatmawati, dengan 31.790 kWh daya yang dihasilkan per-bulannya.
Pemasangan tersebut memiliki total biaya Rp4.139.113.060,00, dengan 58,095% listrik
bulanan stasiun Lebak Bulus yang dapat digantikan. Keuntungan sebesar
Rp42.797.263,00 dapat dihasilkan per-bulannya, dan waktu sekitar 8 tahun dibutuhkan
untuk mencapai balik modal. Pemeliharaan dilakukan minimal dua kali per-tahun [38] dan
isu keamanan dapat dihindari dengan pengecekan berkala.