COVER_Nida Azkiya.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I _Nida Azkiya.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II _Nida Azkiya.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III _Nida Azkiya.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV _Nida Azkiya.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V _Nida Azkiya.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Nida Azkiya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN_Nida Azkiya.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Efek aerosol pada proses pertumbuhan awan dan curah hujan memiliki keterkaitan yang kompleks karena aerosol tersebut bertindak baik sebagai Cloud Condensation Nuclei (CCN) yang mempengaruhi sifat mikrofisika awan. Penelitian ini berfokus pada efek tidak langsung yang dihasilkan dari interaksi aerosol terhadap pertumbuhan awan dan curah hujan menggunakan model WRF-Chem. Fenomena yang diteliti pada penelitian ini yaitu kejadian hujan lebat pada tanggal 4 Desember 2021 yang bertepatan dengan adanya fenomena erupsi Gunung Semeru.
Data inisial dan syarat batas pada model menggunakan data GFS 0,25°×0,25° dengan periode waktu 3–7 Desember 2021. Sedangkan data aerosol yang digunakan yaitu data emission global v3 dengan mengaktifkan aerosol anthropogenic, Goddard Chemistry Aerosol Radiation and Transport Model (GOCART), dan volcanic ash yang diproses oleh model WRF-Chem menggunakan preprocessor kimia “PREP-CHEM-SOURCES”. Kemudian dilakukan simulasi WRF-Chem menggunakan kombinasi skema opsi kimia dan mikrofisis yang berbeda sehingga menghasilkan 7 skema. Skema tersebut terbagi menjadi skema aware aerosol yaitu skema yang mengikutsertakan aerosol ke dalam perhitungan model dan skema non aerosol yaitu skema yang tidak mengikutsertakan aerosol ke dalam perhitungan model. Simulasi kejadian hujan yang dipengaruhi oleh efek tidak langsung aerosol dari hasil keluaran model akan diverifikasi dengan citra Satelit GSMaP.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil keluaran model dengan skema aware aerosol yang mengikutsertakan aerosol ke dalam perhitungan model terutama menggunakan skema RADM2/SORGAM-Morrison dapat merepresentasikan kejadian mendekati observasinya. Hal ini menunjukkan bahwa model dapat meninjau efek tidak langsung dari adanya interaksi aerosol yang mempengaruhi peningkatan curah hujan akibat adanya peningkatan konsentrasi CCN dan distribusi hidrometeor di wilayah kajian. Sehingga dengan menggunakan model yang mempertimbangkan aerosol tersebut dapat mempercepat pembentukan awan, peningkatan pertumbuhan tutupan awan, dan ketinggian awan yang menjadi faktor penyebab terjadinya peningkatan curah hujan. Dari kejadian hujan lebat tersebut tingginya jumlah konsentrasi CCN di wilayah kajian dan dengan adanya angin yang bertiup menuju barat laut memberi pengaruh terhadap wilayah bagian barat laut kawasan Gunung Semeru termasuk diantaranya wilayah Malang yang mendapat pengaruh pada peningkatan jumlah konsentrasi CCN sehingga mempercepat pertumbuhan awan dan curah hujan di kawasan tersebut.