Biobutanol berpotensi digunakan sebagai bahan bakar yang dapat bersaing dengan bahan bakar fosil. Produksi biobutanol secara berkelanjutan dapat dilakukan melalui fermentasi ABE (Aseton, Butanol, dan Etanol) oleh Clostridium acetobutylicum. Fermentasi ABE dapat menghasilkan aseton, butanol, dan etanol dengan rasio massa 3:6:1. Namun, proses fermentasi ABE akan menghasilkan butanol yang bersifat toksik terhadap pertumbuhan Clostridium acetobutylicum. Fermentasi kontinu dapat mengurangi efek inhibisi pertumbuhan oleh butanol karena butanol yang dihasilkan dapat dikeluarkan dari reaktor sehingga tidak terjadi akumulasi butanol. Pada penelitian ini, dilakukan fermentasi curah dengan variasi konsentrasi glukosa 30, 40, 50, dan 60 g/L untuk menentukan konsentrasi glukosa terbaik dan memodelkan kinetika fermentasi ABE. Fermentasi kontinu pada konsentrasi glukosa 20 g/L juga dilakukan untuk didapatkan mode fermentasi yang paling optimum. Fermentasi curah pada konsentrasi 40 g/L menghasilkan perolehan dan produktivitas butanol terbaik dengan nilai berturut-turut 0,13 g butanol/g glukosa dan 0,083 g/L/jam. Laju pertumbuhan Clostridium acetobutylicum tertinggi pada fermentasi curah bernilai 0,14 jam-1. Pemodelan dilakukan menggunakan persamaan Monod terinhibisi dengan nilai parameter kualitas model, ????2 dan SSE berturut-turut sebesar 0,66 dan 0,0165. Pada fermentasi kontinu dengan laju dilusi 0,15 jam-1, diperoleh nilai perolehan dan produktivitas butanol yang lebih tinggi, yaitu sebesar 0,23 g butanol/g glukosa dan 0,093 g/L/jam berturut-turut sehingga dapat disimpulkan bahwa fermentasi kontinu lebih efektif digunakan untuk fermentasi ABE.