Sistem PLTS merupakan salah satu renewable energi yang banyak diminati. Penggunaan
sistem PLTS meningkat dalam beberapa tahun terakhir mulai dari daerah perkotaan hingga
mencakup daerah daerah terpencil atau daerah terisolasi. Seiring dengan banyaknya
penggunaan PLTS, terdapat berbagai hambatan yang muncul, salah satunya dalah penggunaan
lahan, kurangnya lahan untuk pembangunan sistem dikarenakan sudah digunakan untuk
perumahan serta area beraktifitas penduduk terkhusus di daerah pulau yang memiliki lahan
daratan yang terbatas, sehingga alternatif pembangunan PLTS dilakukan di atas permukaan air
laut yang sering dikenal dengan offshore floating PV
PLTS terapung laut dan PLTS di daratan memiliki perbedaan ekosistem sehingga akan
menghasilkan performa yang berbeda, hal ini menjadi aspek dalam pemilihan sistem. Pada
penelitian ini indicator performa dari power system adalah keluaran sistem, faktor ketersediaan
daya serta kelayakan ekonomi. Lokasi penelitian berada di pulau Kodingareng yang berlokasi
di lepas pantai Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Kapasistas sistem sebesar 3MW
berdasarkan PLTS yang sudah ada sebelumnya.
Output dari kedua sistem PLTS dihitung dan disimulasikan menggunakan software Matlab
Simulink kemudian dibandingkan. Untuk analisis faktor ketersediaan daya diperlihatkan
bagaimana pengaruh intermitensi dari dari radiasi matahari yang mempengaruhi daya keluaran
dari sistem PLTS terapung laut. Aspek ekonomi dilihat dengan analisis LCoE menggunakan
daya listrik yang dihasilkan berdasarkan simulasi dan total biaya PLTS terapung dari NREL.
Hasil simulasi memperlihatkan bahwa output dari PLTS terapung laut lebih besar dibanding
PLTS di daratan. Faktor ketersediaan daya pada PLTS terapung laut memperlihatkan
ketidakstabilan dari daya keluaran terutama pada musim penghujan yang diakibatkan oleh
ketebalan awan yang tinggi sehingga radiasi matahari yang sampai ke permukaan panel surya
juga berkurang. Nilai LCoE dari PLTS terapung lebih rendah dibandingkan nilai LCoE PLTS
di daratan, dimana nilai LCoE dari PLTS terapung laut dan PLTS di daratan lebih mahal
dibandingkan standar harga pembelian listrik di Indonesia, khususnya untuk daerah Pulau
Kodingareng.